Prabowo Butuh Rp64 T untuk Bisa Listriki Indonesia 100 Persen

Pemerintahan di era Presiden Prabowo membutuhkan anggaran sekitar Rp64,09 triliun untuk bisa melistriki seluruh rumah tangga di Indonesia, termasuk wilayah pelosok. -Foto CNN Indonesia-
RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO - Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto menargetkan seluruh rumah tangga di Indonesia, termasuk di wilayah pelosok yang selama ini sulit dijangkau, dapat menikmati aliran listrik. Program elektrifikasi nasional ini menjadi bagian dari agenda besar memperkuat ketahanan energi sekaligus mempercepat pemerataan pembangunan.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat kebutuhan tambahan anggaran untuk menyelesaikan program tersebut mencapai Rp64,09 triliun. Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, menjelaskan bahwa porsi terbesar anggaran—yakni Rp61,65 triliun—diperuntukkan bagi program listrik desa (lisdes). Sementara Rp2,44 triliun akan dialokasikan untuk bantuan pasang baru listrik (BPBL) agar rumah tangga miskin bisa terhubung ke jaringan PLN tanpa dibebani biaya awal.
Pada tahun anggaran 2025, pemerintah sudah menyiapkan dana awal Rp3,8 triliun. Tahap pertama ini ditujukan bagi 6.700 dusun yang hingga kini belum menikmati akses listrik. Skema yang disiapkan antara lain perpanjangan jaringan distribusi PLN dan pembangunan sistem kelistrikan untuk wilayah-wilayah yang sulit dijangkau secara teknis.
Selanjutnya, pemerintah menyiapkan tambahan anggaran Rp5 triliun untuk tahap kedua. Rencana ini akan melistriki 1.135 lokasi lain melalui kombinasi jaringan distribusi baru dan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) komunal maupun individual. Menurut Dadan, langkah ini dipilih karena ada banyak desa yang lokasinya terpencil dan secara geografis sulit dilayani hanya dengan jaringan konvensional.
Agenda listrik desa ini menjadi bagian dari program ketahanan energi yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto. Pemerintah tahun depan mengalokasikan anggaran Rp402,4 triliun untuk sektor energi, termasuk subsidi BBM, listrik, LPG 3 kilogram, pengembangan energi baru terbarukan, hingga program elektrifikasi desa.
Keberhasilan program elektrifikasi ini diyakini membawa dampak besar bagi masyarakat. Dengan tersedianya akses listrik, kualitas pendidikan dan layanan kesehatan di daerah terpencil diharapkan meningkat. Sektor pertanian, perikanan, dan usaha mikro juga berpotensi lebih produktif karena adanya akses energi yang stabil dan terjangkau.
Dadan menekankan bahwa target melistriki seluruh rumah tangga di Indonesia bukan hanya soal pemenuhan kebutuhan dasar, tetapi juga menjadi fondasi pembangunan berkelanjutan. Dengan demikian, akses energi tidak lagi menjadi kesenjangan antara perkotaan dan pedesaan, melainkan menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi nasional.(*/edi)