Kontrasepsi Suntik Paling Diminati, DP3AKB Pesbar Catat 3.785 Peserta KB Baru
                            Ilustrasi Alat Kontasepsi-----
PESISIR TENGAH - Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat (Pesbar) melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) terus berupaya mengoptimalkan layanan program Keluarga Berencana (KB) di seluruh wilayah. Hingga awal September 2025, jumlah peserta KB baru yang tercatat mencapai 3.785 orang, tersebar di 11 kecamatan se-Kabupaten setempat.
Kabid Keluarga Berencana, Siti Yunani, S.ST., mendampingi Plt Kepala DP3AKB Pesbar, Irhamudin, S.KM., mengatakan pencapaian itu merupakan hasil kerja sama semua pihak yang berkomitmen untuk memperkuat pelayanan KB di tingkat kecamatan maupun pekon. Menurutnya, peningkatan jumlah peserta menunjukkan semakin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya program KB dalam mendukung kesehatan keluarga sekaligus pengendalian jumlah penduduk.
“DP3AKB Pesbar masih terus berupaya mengoptimalkan pelayanan KB. Hingga awal September ini, total peserta KB baru sudah mencapai 3.785 orang di seluruh kecamatan,” katanya, Senin, 8 September 2025.
Ia merinci, jumlah peserta KB di tiap kecamatan bervariasi. Kecamatan Pesisir Tengah mencatat 346 peserta, Pesisir Selatan sebanyak 521 peserta, dan Lemong 350 peserta. Di Kecamatan Pesisir Utara terdapat 239 peserta, Karya Penggawa 379 peserta, serta Pulaupisang 186 peserta. Kemudian Way Krui menjadi salah satu penyumbang terbesar dengan 480 peserta, Krui Selatan sebanyak 177 peserta, Ngambur 436 peserta, Ngaras 320 peserta, dan Bangkunat dengan 351 peserta.
“Angka ini cukup menggembirakan karena persebaran peserta relatif merata di seluruh kecamatan. Namun, kami akan tetap mendorong kecamatan dengan capaian rendah agar partisipasi masyarakat semakin meningkat,” ujarnya.
Selain jumlah peserta, metode kontrasepsi yang digunakan masyarakat juga bervariasi. Data DP3AKB mencatat, metode suntik menjadi pilihan terbanyak dengan 1.980 peserta. Selanjutnya ada 617 peserta yang menggunakan KB pil, 354 peserta memilih kondom, 776 peserta menggunakan implan, 50 peserta memilih IUD, sementara peserta tubektomi tercatat satu orang, dan vasektomi tujuh orang.
“Dominasi penggunaan KB suntik memang sudah cukup lama terjadi karena dianggap lebih mudah dan praktis oleh masyarakat. Tetapi kami juga terus mendorong pemakaian metode kontrasepsi jangka panjang seperti implan dan IUD agar lebih efektif dalam jangka waktu lama,” jelasnya.
Menurutnya, keberhasilan program KB tidak hanya ditentukan oleh jumlah peserta, tetapi juga kualitas layanan yang diberikan. Karena itu, pihaknya terus meningkatkan kualitas tenaga penyuluh KB di lapangan agar masyarakat mendapatkan pemahaman yang benar tentang manfaat serta pilihan kontrasepsi sesuai kebutuhan keluarga. Tujuan utama program KB adalah menciptakan keluarga yang berkualitas.
“Melalui KB, pasangan suami istri dapat merencanakan jumlah dan jarak kelahiran anak sesuai kemampuan mereka dalam memberikan perhatian, pendidikan, dan kesejahteraan,” ungkapnya.
Ia juga menambahkan bahwa DP3AKB akan terus memperkuat sosialisasi di tingkat kecamatan dan pekon, baik melalui penyuluhan langsung, kerja sama dengan kader posyandu, maupun menggandeng tokoh masyarakat. Dengan cara ini, diharapkan pemahaman masyarakat semakin luas sehingga stigma maupun keraguan terkait penggunaan alat kontrasepsi bisa ditekan.
“Kami ingin memastikan bahwa setiap masyarakat di Pesbar memiliki akses yang sama terhadap layanan KB. Bagi kami, program ini bukan hanya soal angka, tetapi soal masa depan generasi,” pungkasnya. (yayan/*)