Kisah Heroik Pierre Tendean, Pahlawan Revolusi di Balik Operasi Dwikora

Kisah Heroik Pierre Tendean, Pahlawan Revolusi di Balik Operasi Dwikora--

Kisah Heroik Pierre Tendean, Pahlawan Revolusi dalam Misi Dwikora dan Tragedi G30S/PKI

Setiap 30 September, bangsa Indonesia mengenang peristiwa kelam Gerakan 30 September 1965 atau G30S/PKI. Peristiwa itu merenggut nyawa tujuh perwira TNI Angkatan Darat, yang kemudian dianugerahi gelar Pahlawan Revolusi. Salah satunya adalah Letnan Satu Pierre Andreas Tendean, ajudan Jenderal A.H. Nasution, yang gugur dalam menjalankan tugas.

Pierre Tendean dikenal sebagai sosok prajurit muda cerdas, pemberani, sekaligus rendah hati. Sebelum gugur dalam tragedi 1965, ia lebih dulu menorehkan kisah heroik dalam Operasi Dwikora, sebuah misi rahasia yang digagas Presiden Sukarno untuk menghadapi konfrontasi dengan Malaysia.

1. Terlibat dalam Operasi Dwikora

Pada awal 1960-an, Indonesia tengah menghadapi ketegangan politik dengan Malaysia. Sukarno meluncurkan Tri Komando Rakyat (Trikora) untuk merebut Irian Barat, lalu melanjutkan dengan Dwikora (Dwi Komando Rakyat) sebagai bentuk perlawanan terhadap pembentukan Federasi Malaysia yang dinilai sebagai “negara boneka Inggris”.

Pierre Tendean, perwira muda lulusan Akademi Militer Nasional (1961), dipercaya menjalankan misi intelijen Dwikora. Ia dipanggil secara mendadak untuk bergabung dalam pasukan penyusup yang ditugaskan masuk ke wilayah Malaysia.

2. Misi Penyusupan ke Malaysia

Dalam surat perintah khusus tahun 1963, Pierre memimpin pasukan sukarelawan gerilya untuk menyusup ke Semenanjung Malaysia. Bersama timnya, ia melakukan tiga kali infiltrasi.

  • Pertama, ia menyamar sebagai turis di kota-kota Malaysia.

  • Kedua, ia berhasil merebut senjata dan teropong dari pasukan lawan.

  • Ketiga, ia nyaris tertangkap kapal perang Inggris, namun berhasil lolos dengan berenang menuju perahu nelayan.

Kisah keberaniannya membuat nama Pierre disegani di kalangan perwira TNI.

3. Sosok Setia Kawan dan Rendah Hati

Pierre Tendean bukan hanya prajurit yang tangguh, tetapi juga dikenal setia kawan. Saat bertugas di Pekanbaru, ia tak segan mentraktir sahabatnya, Letnan Dua Thomas Atmadji, yang kesulitan ekonomi. Pierre selalu menjaga hubungan baik dengan rekan-rekannya sesama Abituren 1961.

4. Karier Militer yang Cemerlang

Setelah sukses di medan operasi, Pierre ditarik ke sekolah intelijen TNI AD di Bogor. Meski masih sangat muda, ia menunjukkan prestasi gemilang. Tak heran jika kemudian ia menjadi rebutan para jenderal untuk dijadikan ajudan.

Pada akhirnya, Pierre dipercaya sebagai ajudan Jenderal A.H. Nasution. Namun takdir berkata lain. Saat peristiwa G30S/PKI meletus, ia diculik dan dibunuh di Lubang Buaya.

5. Warisan Perjuangan Pierre Tendean

Pengorbanan Pierre Tendean mengingatkan generasi muda tentang arti keberanian, pengabdian, dan cinta tanah air. Ia dikenang bukan hanya sebagai ajudan seorang jenderal, tetapi sebagai simbol keteguhan seorang prajurit muda yang rela berkorban demi bangsa.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan