Aplikasi Buatan Eks Intelijen Israel Marak, Benarkah Bahaya?

Ilustrasi. Sejumlah aplikasi populer ternyata dibuat oleh perusahaan yang didirikan eks personel militer dan intelijen Israel, IDF. Foto: istockphoto--
RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO – Sejumlah aplikasi populer yang digunakan masyarakat dunia, termasuk Indonesia, ternyata berasal dari perusahaan yang didirikan oleh eks personel militer dan intelijen Israel, khususnya Unit 8200. Unit ini dikenal sebagai divisi pengawasan dan perang siber elit militer Israel.
Beberapa aplikasi bahkan sangat populer, misalnya Waze (peta digital) dan Moovit (pemetaan transportasi umum). Kedua aplikasi ini pernah diakuisisi oleh raksasa teknologi global, namun jejak pendirinya tetap menimbulkan perdebatan soal keamanan data.
Dugaan Risiko Privasi
Menurut laporan TechTrends, sejumlah perusahaan yang didirikan alumni Unit 8200 dituding melakukan praktik pengumpulan data, menyisipkan pelacak, hingga mengubah kebijakan privasi setelah akuisisi.
“Integrasi aplikasi buatan intelijen Israel sangat dalam di perangkat mobile, sementara mayoritas pengguna tidak menyadari risiko privasi yang ada,” tulis laporan tersebut.
Sebagian aplikasi disebut berubah dari platform terbuka (open source) menjadi layanan yang sangat dimonetisasi. Hal ini menimbulkan pertanyaan: sejauh mana data pengguna terekspos dan dimanfaatkan oleh pihak ketiga.
Daftar Aplikasi Buatan Intelijen Israel
Berikut sejumlah aplikasi populer yang diketahui didirikan atau dikembangkan oleh alumni militer/intelijen Israel:
-
ZipoApps
-
Bazaart
-
Lightricks
-
Supersonic
-
Playtika
-
Crazy Labs
-
Moovit
-
CallApp
-
Gett
-
Waze
-
Fooducate
Cara Melindungi Data Pengguna
Pakar keamanan digital menyarankan langkah-langkah berikut untuk meminimalkan risiko:
-
Periksa nama pengembang aplikasi di toko resmi (Google Play, App Store).
-
Lacak profil perusahaan di platform bisnis seperti LinkedIn atau Crunchbase.
-
Gunakan aplikasi open-source yang transparan.
-
Pilih aplikasi dari pengembang yang berkomitmen pada praktik data aman dan etis.
Kesimpulan
Meski dugaan penyalahgunaan data belum terbukti sepenuhnya, aplikasi buatan eks intelijen Israel tetap menimbulkan keraguan publik. Pengguna disarankan lebih kritis sebelum mengunduh aplikasi, terutama yang meminta izin akses data berlebihan.(*)