Purbaya Yudhi Sadewa: Rupiah Akan Menguat Saat Ekonomi Tumbuh

Menkeu RI Purbaya Yudhi Sadewa--

RADARLAMBARBACAKORAN.CO — Di tengah tekanan nilai tukar rupiah yang menembus Rp16.600 per dolar Amerika Serikat, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa tampil tenang dan percaya diri. Saat banyak pihak menunjukkan kekhawatiran atas pelemahan rupiah, Purbaya justru menilai kondisi tersebut sebagai momentum untuk menunjukkan kekuatan fundamental ekonomi nasional.

Ia menegaskan bahwa arah rupiah tidak semestinya ditentukan oleh gejolak jangka pendek, melainkan oleh pertumbuhan ekonomi dan kebijakan fiskal yang solid. Pandangan ini mencerminkan keyakinan bahwa investasi asing akan kembali masuk jika perekonomian domestik terus tumbuh positif. Optimisme itu menjadi pesan kuat di tengah situasi global yang bergejolak.

Meski mengakui bahwa pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2025 sedikit melambat dari capaian sebelumnya sebesar 5,12 persen (yoy), pemerintah tetap menargetkan peningkatan hingga 5,5 persen pada kuartal IV. Purbaya memandang pertumbuhan ini sebagai sinyal pemulihan struktural, di mana ekonomi tidak lagi bergantung sepenuhnya pada konsumsi, melainkan juga ditopang oleh investasi produktif dan efisiensi belanja negara.

Sejak awal menjabat, Purbaya dikenal sebagai sosok yang berani mengambil langkah terobosan. Salah satu kebijakannya yang paling berani adalah menempatkan dana pemerintah sebesar Rp200 triliun ke perbankan nasional. Langkah yang sempat menuai kritik itu kini terbukti mampu memperlancar penyaluran kredit, menggerakkan sektor industri, dan memperkuat likuiditas keuangan nasional.

Selain memperkuat perbankan, pemerintah juga meluncurkan berbagai program yang dirancang untuk menjaga daya beli masyarakat. Di antaranya adalah program magang nasional, bantuan sosial, serta insentif pajak dan diskon transportasi yang meliputi kereta api, pesawat, kapal, hingga tol. Semua kebijakan tersebut diarahkan untuk mempercepat perputaran ekonomi rakyat menjelang akhir tahun.

Bagi Purbaya, kunci stabilitas ekonomi bukan hanya pada kebijakan moneter, tetapi pada kecepatan dan efektivitas belanja negara. Ia meyakini bahwa kepercayaan publik terhadap pemerintah memiliki nilai yang jauh lebih kuat dari sekadar pergerakan kurs mata uang.

Dengan optimisme itu, ia bahkan menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa menembus angka 6 persen pada semester II tahun 2026. Keyakinan ini didasarkan pada rencana fiskal yang terukur dan fokus pada investasi produktif.

Di tengah gejolak global dan tekanan mata uang yang membuat banyak negara limbung, Purbaya memilih jalur berbeda — bukan dengan retorika, melainkan dengan hasil nyata dari kebijakan ekonomi. Sikap tenangnya menjadi simbol bahwa pemerintah tidak sekadar bereaksi terhadap pasar, tetapi tengah mengarahkan ekonomi menuju titik balik yang lebih kuat dan berkelanjutan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan