Warga Suoh-BNS Berharap Produksi Bagus

16032024--

BALIKBUKIT - Sebagian besar petani di Kecamatan Suoh dan Bandar Negeri Suoh (BNS) Kabupaten Lampung Barat, menghadapi panen raya, setelah sebelumnya mengalami kekeringan akibat kemarau panjang dampak dari fenomena El-Nino.

Andi, salah seorang petani di wilayah itu mengungkapkan, sejak memasuki musim penghujan, petani langsung menggarap lahan mereka untuk kembali ditanami, setelah sebelumnya petani merugi karena gagal panen akibat dampak kemarau yang terjadi.

“Saat ini tanaman padi milik petani sudah hampir memasuki masa panen, semoga hasil produksinya kali ini sesuai harapan,” ungkapnya.

Camat Suoh Dapet Jakson mengungkapkan, jika beberapa bulan lalu, petani di wilayahnya terkendala dalam mengolah areal persawaham untuk ditanami karena areal persawahan mengalami kekeringan dan tidak ada sumber air, maka saat ini petani sudha hampir memasuki panen raya.

"Saat ini sebagian besar sudah hampir memasuki masa panen,  tentu harapannya produksi bagus terlebih harga jual gabah sata ini  cukup menguntungkan petani,” kata dia.

Sebelumnya, Kecamatan Suoh dan Bandar Negeri Suoh (BNS) Lampung Barat, menjadi daerah lumbung pangan di Kabupaten Lampung Barat. Saat ini petani padi di wilayah itu sudah bersiap untuk menyambut panen raya dalam hitungan pekan kedepan.

Harga jual Gabah Kering Giling (GKG) pada panen raya kali ini bakal mengunungkan petani, jika pada panen raya sebelumnya harga jual hanya bersekitar Rp700-Rp740 ribu/kuintal, maka panen raya tahun ini berada di angka Rp900 ribu/kuintal.

Peratin Suka Marga Kecamatan Suoh, Jaimin mengungkapkan, petani di wilayahnya kini cukup gembira menyambut masa panen dengan harga jual yang cukup menguntungkan.

"Kalau harga gabah sekutar Rp900 ribu untuk satu kuintalnya, untuk harga beras bervariasi, ada yang dijual dengan harga Rp16 ribu perkilogram untuk yang kualitas baik," ungkap Jaimin.

Senada dikatakan Rizal, salah seorang petani di wilayah itu, dimana harga jual kini diharapkan bertahan hingga masa panen selesai. Sebab dengan harga jual GKG Rp900 ribu/kilogram tersebut akan cukup menguntungkan petani.

"Harga jual saat ini sudah cukup menguntungkan petani, dimana bisa kembali modal seperti biaya pengolahan lahan, bibit, penanaman, perawatan hingga biaya panen, serta bisa menyisihkan hasil atau keuntungan untuk kebutuhan keluarga maupun sekolah anak," kata dia.

Menurut Rizal, masa panen raya di wilayan itu sekitar dua minggu lagi, saat panen raya berlangsung tentunya diharapkan agar harga jual GKG tetap stabil seperti harga jual saat ini. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan