Sudah Satu Bulan Berlalu, Tim Belum Berhasil Tangkap Harimau Pemangsa Manusia

CEK JEBAK: Tim melakukan pengecekan kandang jebak harimau yang terpasang di beberapa titik. Sebulan berlalu harimau belum juga tertangkap. Foto Dok --

BALIKBUKIT - Tim penanganan interaksi negatif antara manusia dan satwa liar, di Kecamatan Suoh dan Bandar Negeri Suoh (BNS), Kabupaten Lampung Barat, belum juga berhasil menangkap harimau yang telah memangsa manusia. 

Tepat satu bulan atau sejak 22 Februari 2024 lalu tim terus berupaya melakukan evakuasi terhadap harimau sumatera yang telah menerkam empat orang, dua diantaranya meninggal dunia, satu orang berhasil selamat dari terkaman dan satu orang lainnya harus menjalani perawatan intensip di rumah sakit karena karena mengalami luka serius.  

Ketua Tim Penanganan Interaksi Negatif antara Manusia dan Satwa Liar Kapten Inf Suroto, mengungkapkan, saat ini proses pencarian harimau sumatera yang telah memangsa manusia tersebut terus dilakukan oleh tim yang terbagi dalam empat tim dan juga telah mendapatkan bantuan satu tim dari Taman Safari Indonesia (TSI).

”Untuk perkembangan hari ini, kita fokus arah Gunung Merah, yang mengarah ke perbatasan Tanggamus, karena ada informasi ada jejak disana,” ungkapnya.

”Tim yang kita kirim memantau ke gunung merah, untuk mengecek tapaknya, nantinya tapak akan diverifikasi apakah ini tapak harimau yang memangsa manusia itu, dan akan dikoordinasikan terlebih dahulu bersama tim,” ungkap Kapten Suroto.

Menurut dia, untuk harimau sumatera yang  telah memangsa manusia dan terus dilakukan pencarian olegh tim, berdasarkan keterangan dari dokter hewan merupakan jenis harimayu sumatera berjenis kelamin jantan dewasa.  Harimau ini terusir dari koloninya.

”Jadi kalau menurut keterangan tim bahwa tidak ada harimau yang dilepasliarkan, melainkan harimau yang memang mendiami taman nasional dam harimau tersebut terusir dari koloninya, jenisnya jantan dewasa sehingga diperkirakan harimau tersebut kalah dengan jantan yang lebih muda, sehingga terusir dan tidak lagi bisa masuk ke dalam koloninya,” kata Suroto.

Selain terdapat satu tim yang dikirim ke Gunung Merah, terdapat tiga lainnya yang terus melaksanakan tugas untuk memantau kandang jebak yang terpasang di beberapa lokasi.

”Untuk tiga tim terus memantau kandang jebak yang kita pasang di beberapa lokasi, sementara itu untuk tim dari TSI yang juga terapat pawang harimau melakukan upaya penangkapan di wilayah Pekon Sumber Agung atau berada di lokasi pertama terjadinya kasus harimau menerkam manusia,” pungkasnya. 

Untuk diketahui, Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang merupakan satwa endemik yang mendiami TNBBS kembali menerkam warga. 

Terakhir Sahri bin Saprak (28) warga Pekon Bumi Hantatai Kecamatan BNS menjadi korban ditemukan meninggal dengan kondisi mengenaskan.

Korban diterkam harimau saat melakukan aktifitas di kebun, sekitar menjelang dzuhur pada Rabu 21 Februari 2024, dan baru ditemukan sekitar pukul 02.00 WIB dini hari pada Kamis 22 Februari 2024.

Sebelumnya, Gunarso (47) warga Pemangku Sumber Agung II, Pekon Sumber Agung, Kecamatan Suoh, Kabupaten Lampung Barat ditemukan tak bernyawa dengan kondisi mengenaskan, pada Kamis malam 9 Februari 2024. 

Diduga kuat meninggal usai diterkam harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae). Usai ditemukan korban langsung dimakamkan di tempat pemakaman umum (TPU) setempat. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan