Proyek USB SMAN 2 Pagardewa Rp5,8 Miliar Diduga Bermasalah

-----

PAGARDEWA - Dalam rangka memberikan kemudahan masyarakat dalam memperoleh pendidikan, pemerintah terus-menerus melakukan upaya, seperti pembangunan Unit Sekolah Baru (USB) terutama di wilayah yang akses sulit atau berada di pedalaman.

Seperti Tahun Anggaran (TA) 2023, pemerintah membangun USB SMA Negeri 2 di Kecamatan Pagardewa, Kabupaten Lampung Barat, yakni di Pekon Margajaya.

Pembangunan USB tersebut menelan dana yang cukup fantastis, yakni Rp5,8 miliar lebih yang dalam pengerjaannya dilakukan pihak ketiga yaitu CV Global Maju Sejahtera.

Namun dalam perjalanan pembangunan USB  tersebut, tampak beberapa kejanggalan, seperti dugaan penggunaan bahan bangunan atau material tidak sesuai spesifikasi. Diantaranya penggunaan besi cor, yakni penggunaan besi ukuran 10 inci, dimana seharusnya menggunakan besi ukuran 12 inci.

Untuk memastikan hal tersebut, media ini melakukan pantauan di lokasi bangunan, yang pengerjaannya telah mencapai sekitar 60 persen, pembangunan enam unit gedung untuk ruang kelas belajar, tiga unit gedung untuk laboratorium dan satu unit gedung untuk kantor.

Pengawas Kegiatan, Eko tidak menampik terkait informasi tersebut. Dimana ada beberapa tiang bangunan yang di dalam ketentuannya harus menggunakan besi ukuran 12 inci, tapi karena kesalahan tukang dalam bekerja sehingga penggunaan besi berukuran 10 inci.

Hanya saja, kata dia, karena besi tersebut bukan merupakan tulangan atau hanya ekstra, maka tidak ada masalah dan pihak dinas terkait juga telah melakukan pengecekan dan menemukan kesalahan tersebut, namun juga tidak dipermasalahkan. 

”Terkait item itu, tidak ada masalah lagi. Dinas Pekerjaan Umum (DPU) juga sudah menghapus item itu, dengan demikian selesai masalahnya,” kata dia.

Terpisah Camat Pagardewa Mat Patoni, S.Ip, M.Si., menyayangkan jika betul terjadi kesalahan dimaksud. Apalagi kesalahan pemasangan besi itu merupakan tulangan bangunan, artinya fungsi untuk bangunan gedung itu sangat luar biasa pentingnya.

Dijelaskannya, pembangunan gedung beton di Kabupaten Lampung Barat memang harus kokoh, salah satunya pada bagian tulangan. Sebab, Lampung Barat merupakan wilayah rentan terjadi bencana alam, terutama gempa bumi tektonik.

”Saya rasa jika ada kesalahan dan kemudian itu dihapus dari item pekerjaab, tentu itu bukan solusi yang tepat, mengingat bangunan gedung tersebut akan dimanfaatkan hingga puluhan tahun kedepan. Artinya, kualitas bangunan itu harus betul-betul menjadi prioritas. Dan jika memang betul pada item yang mengalami kesalahan itu kemudian dihapus, tentu ini patut dipertanyakan,” terangnya. 

Terkait itu, Toni berharap pihak terkait melakukan pengkajian ulang sehingga hasil bangunan itu betul-betul dilaksanakan sesuai spesifikasi. Apalagi anggaran yang digelontorkan pemerintah cukup besar. (rinto/haris) 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan