Pengaspalan di Segmen Hamtebiu-RSUDAU Dilakukan saat Hujan
Foto Dok--
BALIKBUKIT - Rekanan dari CV. Putra Sarana Kontruksi, selaku pemenang tender proyek, bersumber Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik tahun anggaran 2023 senilai Rp2,3 miliar, dalam pembangunan ruas jalan Simpang Hotel Pertama Kebun Raya Liwa, melakukan pengaspalan saat hujan tepatnya pada segmen Taman Kota Hamtebiu-RSUDAU sepanjang 300 meter, pada Senin sore (23/10).
Berdasarkan pantauan di lokasi, sekitar 10 truk yang mengakut aspal tampak mengantri di sekitar Taman Kota Hamtebiu, disisi lain Asphalt Finisher atau Asphalt Pave (penghampar agrekat aspal), tampak tetap dioperasikan meski cuaca hujan.
Direktur CV. Putra Sarana Kontruksi Eka Wijaya, yang secara kebetulan berada di lokasi mengungkapkan, pengaspalan tetap dilakukan meski cuaca sedikit hujan, hal ini dilakukan sebagai upaya menjaga suhu dari aspal, sehingga bisa tetap digunakan.
”Suhu aspal dari AMP (Asphalt Mixing Plant) itu suhunya 140 derajat, perjalanan dari AMP yang berada di Bangkunat (Pesisir Barat) itu sekitar empat jam, suhu sampai disini sekitar 130 derajat, sehingga aspal harus digelar dengan cepat, dan kalau kita harus menunggu khawatirnya suhu tidak lagi memungkinkan untuk digunakan,” ungkap Eka Wijaya.
Menurutnya, secara aturan pengaspalan saat hujan masih diperkenankan, selagi suhu aspal saat digelar menggunakan Asphalt Finisher masih sesuai, yakni minimal 120 derajat.
”Disini ada pengawas dari Dinas PU, mereka mengawasi semuanya mulai dari suhu aspal dan pengerjaaanya, untuk pengaspalan saat hujan masih diperbolehkan dan ini bukan pengaspalan baru melainkan over lay, dan setiap ada genangan air dibersihkan dan sebelumnya,” kata dia.
Sementara itu, Kabid Bina Marga pada Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (DPUPR) Lampung Barat Robert Putra mengatakan, pengaspalan saat hujan tidak menyalahi aturan. Ia juga memastikan, pengawasan dalam pengaspalan yang dilakukan pihak rekanan dilakukan pihaknya secara maksimal.
”Itu tidak apa-apa (pengaspalan saat hujan), yang terpenting adalah semua dipenuhi oleh pihak rekanan, mulai dari suhu aspal itu harus sesuai, tim kami secara bergantian melakukan pengawasan tersebut, untuk memastikan pelaksanaan hingga aspal yang digunakan sesuai dengan standar yang ditentukan,” kata dia.
Lebih lanjut Robert mengatakan, ketika ditemukan oleh pengawas adanya aspal yang tidak lagi sesuai standard (suhu), maka secara pihaknya akan menolak untuk digunakan.
”Ini sering kali kami lakukan pada pekerjaan-pekerjaan lainnya, dan dari laporan petugas kami yang mengawasi pengaspalan pada segmen Hamtebiu-RSUDAU tersebut suhu aspal yang digunakan sesuai standard,” pungkasnya. (nopri/lusiana)