HUT RI ke-79

Defisit Biji Kopi Dunia Diprediksi Berlangsung Lama

Ilustrasi Produksi Kopi-----

SEKINCAU - Brazil dan Vietnam merupakan penghasil biji kopi terbesar di dunia.  Dari 10 juta ton total produksi kopi dunia empat juta ton berasal dari negara Brazil dan hampir dua juta ton dihasilkan oleh negara vietnam.

Hal tersebut diungkapkan Irwansyah, S.P., salah seorang pemerhati sekaligus penggiat kopi Kabupaten Lampung Barat (Lambar), dimana dalam analisis yang dilakukan berdasarkan galian yang dilakukannya dari berbagai sumber terpercaya baik tingkat nasional maupun dari pemberitaan Brazil dan Vietnam, deficit kopi dunia itu akan berlangsung lama.  

Indonesia sendiri, menurut Irwansyah, merupakan negara urutan ketiga baru mampu menghasilkan 600 ribu ton.  Dengan dominasi jumlah produksi dari kedua negara itu sebesar 60% dari total produksi kopi di dunia, wajar jika jumlah produksi di kedua negara ini akan sangat mempengaruhi harga biji kopi di seluruh dunia.    

”Pada saat ini panen kopi di Brazil sedang berlangsung sama seperti di Indonesia.  Safras dan Mercado melaporkan Jumat lalu bahwa panen kopi Brazil pada tahun 2024/25 telah selesai sebesar 74% pada 16 Juli, lebih cepat dari 66% tahun lalu pada waktu yang sama dan lebih cepat dari rata-rata 5 tahun sebesar 70%,” ujarnya. 

”Lebih cepatnya proses panen di negara Brazil pada tahun ini kemungkinan disebabkan oleh kurangnya produksi buah kopi akibat kemarau yang lebih lama dari biasanya.  Para analisis menghitung proses panen yang delapan persen lebih cepat di banding tahun lalu akan menurunkan produksi sebanyak delapan persen dari perkiraan semula,” ujarnya.  

Lanjutnya, Safras dan Mercado sebuah lembaga consultan bisnis pertanian terkemuka di Brazil memangkas perkiraan produksi kopi Brasil pada tahun 2024/25 menjadi 66 juta kantong dari perkiraan sebelumnya sebesar 70,4 juta kantong, dengan alasan suhu di atas rata-rata dan kekeringan yang mengganggu hasil kopi.

”Penurunan produksi biji kopi Brazil sebesar 4,4 juta kantong atau sebesar 264 ribu ton (hampir separuh dari total produksi kopi Indonesia) tentu merupakan angka yang cukup signifikan mempengaruhi kenaikan harga kopi global,” kata dia. 

Sementara, sambung Irwansyah, di negara vietnam penghasil 20% biji kopi dunia juga memiliki situasi yang sama dengan negara Brazil.  Panen kopi di vietnam yang berlangsung pada bulan november hingga bulan maret telah menghasilkan biji kopi sebanyak 1,6 juta ton.  Bandingkan dengan tahun 2023 sebanyak 1,78 juta ton.  

”Penurunan hasil panen kopi di negara Vietnam menurut chairman eksportir utama Intimex Group Do Ha Nam diakibatkan terjadinya penyusutan area perkebunan kopi di Vietnam,” bebernya.

Terusnya, Kementrian pertanian Vietnam memperkirakan luas area perkebunan kopi di Vietnam menyusut hanya tinggal 600.000 hektar dari 700.000 hektar sebelumnya.  Penyusutan luas perkebunan kopi ini dikarenakan banyaknya petani kopi di Vietnam mengganti tanaman kopi menjadi durian dan alpukat.

”Sehingga produksi dan konsumsi global. Jika dijumlahkan perkiraan penurunan hasil panen di negara Brazil dan Vietnam pada tahun 2023/24 telah mencapai 400 ribu ton lebih atau empat % dari total produksi kopi global,” kata Irwansyah menjelaskan.  

Sepanjang periode 2020-2021, lebih dari 175 juta kantong kopi di hasilkan seluruh dunia, yang masing-masing berisi 60 kilogram kopi.  Tahun 2020/2021 merupakan tahun dengan jumlah produksi kopi tertinggi dalam sejarah perkopian. Sebagai perbandingan, jumlah produksi pada tahun 2021/22 mencapai 168,5 juta kantong, dan tahun 2022/23 mencapai 170 juta kantong.

”Sementara jumlah konsumsi kopi global terjadi peningkatan setiap tahun mencapai 1% hingga 2%.  Pada tahun 2021 Konsumsi biji kopi global mencapai 166 juta kantong atau hampir 10 juta ton di tahun 2021 dan  pada tahun 2023 telah mencapai 166,63 juta kantong,” sambungnya.

Tidak hanya itu, Irwansyah mengungkapkan, jika produksi kopi global tahun 2024/2025 turun sebanyak 4 persen, dan konsumsi kopi global diasumsikan tetap maka dunia akan defisit biji kopi sebanyak 3,4 juta kantong alias 200 ribu ton. Defisit biji kopi dunia sepertinya akan berlangsung beberapa tahun ke depan.  Sebab untuk mencapai pemulihan peningkatan produksi di Brazil membutuhkan waktu paling tidak 2 tahun ke depan.  

Tag
Share