Mahasiswa KKN Dikenalkan Cara Tradisional Pembuatan Gula Aren
MAHASISWA KKN UIN RIL mengunjungi pekon-pekon penghasil gula aren salah satunya di Pekon Bandar Baru, Kecamatan Sukau, Kabupaten Lampung Barat. Foto Dok --
SUKAU - Aktivitas produksi pembuatan gula aren menjadi salah satu pekerjaan yang banyak digeluti masyarakat di Kabupaten Lampung Barat. Meski masih menerapkan cara tradisional, namun hal itu menjadi daya tarik tersendiri sehingga banyak masyarakat yang ingin mengetahui lansung bagaimana prosesnya.
Ketertarikan itu salah satunya datang dari mahasiswa KKN Univeritas Islam Negeri Raden Intan Lampung (UIN RIL) yang mengunjungi pekon-pekon penghasil gula aren salah satunya di Pekon Bandar Baru, Kecamatan Sukau, Kabupaten Lampung Barat
Sebagai bagian dari program kerja, sekelompok mahasiswa KKN UIN RIL melakukan kunjungan untuk mempelajari proses pembuatan gula merah dengan cara tradisional tersebut.
Juru Tulis Bandar Baru Zepriansyah yang turut memfasilitasi kunjungan mahasiwa itu mengatakan bahwa kegiatan itu dimulai dengan penjelasan oleh para petani lokal tentang pohon aren sebagai sumber utama bahan baku gula merah.
Kemudian, mahasiswa diajak mengunjungi dapur produksi gula merah. Disana, mereka menyaksikan bagaimana nira kelapa yang telah dikumpulkan direbus dalam wajan besar hingga mengental dan berubah warna menjadi cokelat keemasan. Proses ini memerlukan waktu dan kesabaran, karena pemanasan harus dilakukan dengan api sedang agar nira tidak gosong.
“Setelah melalui proses perebusan, cairan gula yang telah mengental tersebut kemudian dituangkan ke dalam cetakan dari daun kelapa yang telah dibentuk sedemikian rupa. Para mahasiswa turut mencoba menuangkan gula ke dalam cetakan, merasakan betapa pentingnya ketepatan dan kecepatan dalam proses ini agar gula merah yang dihasilkan memiliki bentuk dan tekstur yang baik,” jelasnya
Pihaknya berharap pengalaman melihat dan terlibat langsung dalam pembuatan gula merah memberikan wawasan berharga bagi para mahasiswa. Mahasiwa tidak hanya belajar tentang teknik produksi tradisional, tetapi juga menghargai nilai kerja keras dan kearifan lokal yang diwariskan dari generasi ke generasi.
“Semoga kunjungan ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa cinta terhadap produk lokal dan mendorong mereka untuk melestarikan serta mengembangkan industri gula merah di masa depan,” pungkasnya. *