Radarlambar.bacakoran.co – Sa’ad bin Abi Waqqash berasal dari Bani Zurhrah, ia merupakan paman Nabi Muhammad dari gari pihak ibu. Sa’ad lahir dan besar di kota Makkah, sejak kecil dia gemar memanah dan membuat busur sendiri.
perawakannya tidak terlalu tinggi, tapi bertubuh tegap dengan bentuk rambut pendek, orang-orang membandingkannya dengan singa muda. Ia sangat benci dengan agam kaumnya, ia membenci praktik penyembahan berhala yang membudaya di Makkah saat itu.
Kemudian, Sa’ad bin Abi Waqqash masuk Islam. Dia adalah salah seorang sahabat yang paling awal memeluk agama ini. Keislama Sa’ad bin Abi Waqqash mendapat tantangan keras dari keluarga dan anggota sukunya. Ibunya bahkan mengancamnya.
Selama beberapa hari, ibu Sa’ad menolak makan dan minum, ibunya hanya bersedia makan jika Sa’ad kembali ke agama lamanya. Sa’ad berkata “ Ibu, aku mencintai ibu. Namun, kecintaanku kepada Allah dan Rasulullah jauh lebih besar lagi,”. Mendengar keteguhan hari Sa’ad, sang ibu akhirnya menyerah dan mau makan kembali.
Sa’ad memiliki doa yang manjur dan mustajab. Semua doanya langsung dikabulkan Allah SWT. Rasulullah pernah meminta kepada Allah SWT agar doa Sa’ad menjadi doa yang mustajab dan tidak tertolak. Beliau bersabda “ Ya Allah tepatkan lemparan panahnya dan kabulkanl doanya.” (Hr. Al-Hakim). Doa Rasulullah itu menjadikan Sa’adseorang prajurit pemanah yang hebat dan ahli ibadah yang terkabul doanya.
Sa’ad bin Abi Waqqash adalah orang pertama yang melemparkan anak panah di jalan Islam. Ia ikut berjuang dalam perang Badar bersama saudaranya Umair bin Abi Waqqash. Pada perang Uhud, bersama Zaid, Sa’ad terpilih menjadi salah satu pasukan pemanah terbaik.
Sa’ad mendapat kepercayaan dari Umar bin Khattab yang kala itu menjadi Khalifah untuk memimpin perang Qadisiyyah. Perang itu adalah perang legendaris antara kaum Muslim melawan Majusi Persia. Sebanyak 30.000 pasukan kaum Muslim berhadapan dnegan 120.000 pasukan Persia dengan perlengkapan lengkap.
Prajurit persia di pimpin oleh panglima yang bernama Rustum. Peperangan Qadisiyyah merupakan salah satu perang terbesar dalam sejarah dunia. Pasukan Muslim memenangkan peperangan itu. Melalui Sa’ad dan pasukannya, Allah memberi kemenangan kepada kaum Muslim atas negara persia.
Sa’ad hidup hingga usianya hampir 80 tahun. Menjelang wafatnya Sa’ad meminta kepad anaknya untuk mengafaninya dengan jubah yang ia gunakan dalam perang badar. “ Kafani aku dengan jubah ini, karena aku ingi ketemu Allah SWT dalam keadaan memakai pakaian ini,” ujar Sa’ad kepada putranya.
Dalam sebuah Hadis, Rasulullah Muhammad bersabda, , 'Utsman di Surga, 'Ali di Surga, "Abu Bakar di Surga, 'Umar di Surga Thalhah di Surga, Az-Zubair di Surga, Sa'ad di Surga, Sa'id di Surga, At-Tirmidzi Abdurahman bin 'Auf di Surga, Abu Ubaidah bin Al-Jarrah di Surga," (HR. at-Thirmidzi)