Radarlambar.Bacakoran.com - Fenomena doom spending saat ini semakin populer di kalangan Generasi Z atau Gen Z dan kaum Milenial. Doom spending yang kini menjadi tren tersebut muncul sebagai salah satu respons terhadap stres yang dipengaruhi kondisi maupun situasi ekonomi yang kini tidak menentu.
Kedua generasi tersebut akan memghadapi tantangan finansial yang lebih besar, akibat perilaku belanja yang tidak terkendali. Bahkan, bisa lebih miskin dari generasi-generasi sebelumnya.
Melansir dari berbagai sumber, doom spending tersebut sebagai salah satu tindakan berbelanja yang dilakukan oleh individu tanpa dengan pertimbangan yang matang Kondisi ini akan menciptakan siklus yang cukup berbahaya. Dimana pelampiasan melalui belanja justru akan menambah beban finansial generasi tersebut dan membuat semakin terjebak dalam ketidakpastian status ekonomi.
Seperti diketahui, fenomena doom spending adalah perilaku seseorang melakukan belanja impulsif dengan tidak berpikir panjang, serta cara itu sering sebagai salah satu cara untuk menenangkan diri dari perasaan stres. Dengan kondisi individu yang merasa pesimis terhadap ekonomi serta masa depan mereka, sehingga melakukan belanja dengan tidak terarah itu menjadi salah satu jalan keluar untuk memberikan kebahagiaan sementara dari ketidakpastian tersebut.
Pada situasi ketidakpastian ekonomi tersebut, banyak generasi Gen Z dan Milenial yang berusaha mencari kebahagian salah satunya berbelanja dalam bentuk barang-barang. Perilaku tersebut tentunya dapat menjadi masalah yang besar, karena dampaknya bukan hanya terbatas pada pengeluaran yang cukup berlebihan, namun juga dapat mengarah pada stres finansial yang lebih jauh.
Kondisi itu jelas banyak individu yang terjebak dalam siklus tersebut. Dalam jangka panjang, doom spending bisa menyebabkan konsekuensi yang serius, antara lain ketidakstabilan keuangan dan kehilangan tabungan, hingga masalah emosional yang mungkin akan lebih parah.(*)
Kategori :