Radarlambar.Bacakoran.co - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Prof. Abdul Mu'ti, mengumumkan bahwa kementeriannya sedang melakukan kajian mendalam terkait masa depan Ujian Nasional (UN). Dalam pernyataan yang disampaikan di Kantor Kemendikdasmen pada Rabu (23/10/2024), Prof. Mu'ti menegaskan bahwa pihaknya sedang mempertimbangkan apakah UN perlu dipertahankan atau digantikan dengan Asesmen Nasional (AS).
"Kami sedang dalam proses evaluasi untuk menentukan apakah nama UN akan tetap digunakan atau beralih ke format asesmen yang lebih relevan," ujar Prof. Mu'ti. Ia juga menekankan pentingnya mendengarkan masukan dari masyarakat, termasuk praktisi pendidikan, agar keputusan yang diambil mencerminkan kebutuhan dan aspirasi semua pihak yang terlibat.
Menteri Mu'ti menambahkan bahwa pemerintah tidak dapat memenuhi tuntutan pendidikan tanpa dukungan aktif dari masyarakat, baik sebagai penyelenggara maupun pengguna layanan pendidikan. "Kami menerapkan prinsip gotong royong dalam pengambilan keputusan ini," katanya.
Selain itu, Prof. Mu'ti juga akan mengevaluasi pelaksanaan Kurikulum Merdeka, yang baru saja diterapkan pada akhir Maret 2024. Ia menekankan pentingnya kehati-hatian dalam pengambilan keputusan, terutama mengenai isu-isu penting seperti UN dan Kurikulum Merdeka. "Kami hanya ingin memastikan bahwa kebijakan yang diambil sejalan dengan aspirasi masyarakat," tegasnya.
Sebelumnya, mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim, juga menyampaikan optimisme terkait masa depan pendidikan di Indonesia setelah pelantikan Prabowo-Gibran sebagai Presiden dan Wakil Presiden. Ia percaya bahwa pencapaian yang telah diraih selama masa jabatannya akan terus berlanjut, dan upaya peningkatan kualitas pendidikan akan tetap menjadi fokus utama pemerintahan baru. "Saya yakin usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan kebudayaan di Indonesia akan berlanjut dipriode 2024-2029," pungkasnya. (*)
Kategori :