Rebranding Profesi Sales, Mendikdasmen: Ubah Stigma, Bangun Citra Positif!

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti. -Foto Dok---
Radarlambar.Bacakoran.co – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti meminta agar ada sinergi aktif antara sekolah menengah kejuruan (SMK) dan dunia usaha serta dunia industri (DUDI) agar segera memperbaiki citra profesi sales yang selama ini kerap mendapat stigma negatif di tengah masyarakat.
Dalam pernyataannya kepada wartawan, Mu'ti menegaskan bahwa pemilihan istilah dan strategi branding yang tepat memiliki pengaruh besar terhadap persepsi publik terhadap suatu profesi. Ia menilai bahwa profesi sales seringkali disalahpahami dan diremehkan, sehingga membutuhkan upaya serius untuk membentuk citra baru yang lebih positif.
"Ketika mendengar kata 'sales', banyak orang langsung mengaitkannya dengan pekerjaan yang dianggap rendah dan bahkan menjadi bahan olokan. Ini masalah persepsi yang harus segera kita perbaiki bersama," ujar Mu'ti.
Membangun Persepsi Positif Melalui Rebranding
Mu'ti menekankan pentingnya rebranding sebagai kunci dalam membentuk persepsi baru tentang profesi sales. Menurutnya, keberhasilan membangun citra profesi ini bukan hanya meningkatkan daya tarik terhadap profesi tersebut, tetapi juga menjadi indikator sukses dalam bidang pemasaran secara lebih luas.
"Branding yang tepat bisa menjadi langkah awal untuk mengubah cara pandang masyarakat. Citra baru yang dibangun dengan serius akan membawa perubahan besar terhadap penerimaan dan apresiasi profesi sales," tambahnya.
Mu'ti juga mengajak seluruh institusi pendidikan, pelaku industri hingga tenaga pendidik agar berkolaborasi dalam mengadakan pelatihan keterampilan, membangun karakter serta meningkatkan kompetensi siswa SMK agar siap bersaing di dunia kerja yang citra profesional yang positif.
Performa Individu, Kunci Sukses Profesi Sales
Dalam kesempatan tersebut, Mu'ti menggarisbawahi pentingnya performa individu sebagai representasi profesi sales. Ia mencontohkan, secanggih apapun produk yang dijual, apabila penjual tampil kurang meyakinkan, berpenampilan asal-asalan, atau bersikap tidak profesional, maka calon konsumen akan enggan untuk membeli.
"Yang pertama kali dinilai orang adalah sosok penjualnya. Jika penampilan dan sikap tidak mencerminkan profesionalisme, produk sehebat apapun akan sulit diterima," jelas Mu'ti.
Karena itu, Mendikdasmen berpesan kepada siswa-siswi SMK untuk terus meningkatkan kualitas diri, mulai dari menjaga penampilan, memperbaiki komunikasi, hingga menguasai teknik pemasaran modern. Bahkan, dia juga menekankan pentingnya membangun rasa percaya diri dan etika kerja yang sehat dan baik dalam menjalani profesi ini.
Data Pendukung: Potensi Profesi Sales di Indonesia
Menurut data Asosiasi Penjualan Indonesia (API) tahun 2024, profesi sales di Indonesia mencatatkan kontribusi sebesar 12% terhadap pertumbuhan sektor perdagangan nasional. Namun, tingkat minat generasi muda untuk menekuni profesi ini masih rendah, hanya sekitar 7% dari total lulusan SMK yang memilih jalur karier di bidang pemasaran.
Fenomena ini mempertegas pentingnya upaya rebranding profesi sales yang tidak hanya sekadar menawarkan produk, tetapi juga membangun kepercayaan, membentuk hubungan jangka panjang dengan konsumen, serta berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional.