Radarlambar.bacakoran.co - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan target pembangunan Jaringan Gas (Jargas) sambungan rumah (SR) sebanyak 2,5 juta unit, sebagaimana yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
Hingga kini, pencapaian baru mencapai sekitar 850 ribu sambungan, yang berarti masih diperlukan sekitar 1,5 juta sambungan lagi untuk memenuhi target tersebut.
Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Laode Sulaeman, menyampaikan bahwa pemerintah berupaya memasukkan program Jargas ke dalam pembangunan 3 juta rumah per tahun. Saat ini, ESDM telah berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk memasukkan infrastruktur Jargas dalam proyek perumahan tersebut.
Disamping itu, pemerintah sedang merancang peraturan baru yang memungkinkan sektor swasta terlibat dalam pembangunan Jargas melalui skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).
Laode mengungkapkan, targetnya aturan ini selesai dalam 100 hari awal Kabinet Merah Putih di bawah pimpinan Presiden Prabowo Subianto, sehingga lelang wilayah pembangunan Jargas bisa dimulai pada 2025. Jika proses berjalan lancar, konstruksi tahap awal untuk proyek Jargas KPBU diharapkan mulai pada 2026.
Selama ini, pembangunan Jargas masih bergantung pada APBN dan dikelola oleh BUMN. Namun, dengan skema KPBU, diharapkan swasta dapat turut serta dalam pembangunan hingga 200 ribu sambungan rumah.
Pemerintah akan memberikan dukungan keuangan melalui Viability Gap Fund (VGF) untuk menarik minat swasta, dengan kemungkinan bantuan hingga 49% dari total investasi, sesuai aturan Kementerian Keuangan.
Diharapkan langkah ini mempercepat realisasi target jargas sambungan rumah dan memperluas akses gas bumi bagi masyarakat.(*)