Radarlambar.bacakoran.co - Kelompok mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) yang bernama Ecowarrior melatih warga pada Desa Bukit Raya, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur, mengelola sampah dengan cara mandiri.
Pelatihan tersebut hasil kerjasama ITB dengan otoritas Ibu di Kota Nusantara (IKN) sejak tahun 2023 tersebut karena belum adanya fasilitas juga pelayanan pengelolaan sampah rumah tangga untuk masyarakat yang tinggal pada kawasan IKN.
Awalnya kita lakukan peningkatan pada kebiasaan masyarakat untuk memilah sampah juga sosialisasi pengolahan sampah dengan berkonsep ekonomi sirkular, jelas ketua tim Faqih Mustafiq masalah pelatihan tersebut, yang dimuat di laman ITB, 31 Oktober 2024 lalu.
Program lainnya pengolahan serta dengan pemanfaatan sampah. Jenis sampah anorganik yang paling banyak seperti botol plastik, kaleng, juga plastik pembungkus, dipilah oleh warga kemudian dikirimkan kepada pihak Bank Sampah yang bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup. Sampah tersebut kemudian diserahkan ke perusahaan pengolah pada sampah.
Sedangkan pengelolaan pada sampah organik tesebut dari sisa makanan dilakukan dengan cara teknik pengomposan tabung tanam juga pupuk.
Tampuk memakai tabung dengan berbahan pipa kurang lebih panjangnya satu meter. Setengah bagiannya ditanam serta diberi sirkulasi air pada bagian bawah. "Maka buangan sampah dapur terdekomposisi dengan cara alami guna menjadi pupuk juga langsung diserap oleh tanah," kata anggota tim, Fardyanto Septian Rahman.
Adapun penggunaan lalat pada BSF untuk menghasilkan beberapa larva juga maggot sebagai pakan ternak serta pupuk dari residu bekas magot dengan waktu penguraian dengan cara lebih cepat. Seorang warga, Suhar, misalnya, memanfaatkan magot untuk digunakan sebagai pakan ayamnya.
Tim mahasiswa ITB membuat pengolahan sampah dapur rumah tangga tersebut pada 8 rukun tetangga (RT), dengan total ada 3 titik BSF dan 25 titik tampuk di Desa Bukit Raya.