Radarlambar.bacakoran.co- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menyatakan bahwa Indonesia berpeluang mengalami surplus gas pada tahun 2026 mendatang.
Menyikapi hal tersebut, Bahlil meminta Kepala SKK Migas yang baru dilantik, Djoko Siswanto, untuk segera melakukan analisis lebih mendalam dan menyusun laporan yang jelas terkait potensi surplus gas tersebut.
"Surplus gas yang diprediksi pada 2026 perlu dihitung secara akurat. Sampaikan data terkait lokasi surplus dan estimasi volume gasnya. Harus jelas, agar kita dapat mempersiapkan langkah-langkah strategis," jelas Bahlil saat acara pelantikan Kepala SKK Migas.
Selain itu, Bahlil juga menekankan pentingnya mencari lapangan gas dengan kandungan campuran Propane (C3) dan Butane (C4), yang merupakan bahan baku utama untuk produk LPG.
Ia menginginkan agar pihak-pihak terkait, baik Pertamina maupun perusahaan swasta nasional, bekerja sama dalam membangun industri LPG dalam negeri.
"Kita harus fokus pada gas yang mengandung C3 dan C4. Itu bahan baku utama LPG, yang penting untuk menciptakan kemandirian energi domestik. Kerja sama dengan pihak swasta sangat dibutuhkan untuk mewujudkan hal ini," imbuh Bahlil.
Di sisi lain, Bahlil mengingatkan para kontraktor yang memiliki gas yang mulai diproduksi pada 2026-2027, agar 60 hingga 70 persen dari produksi gas tersebut diprioritaskan untuk kebutuhan dalam negeri. Selain itu, ia juga menginginkan agar gas tersebut diarahkan untuk hilirisasi guna mendukung perekonomian nasional.
"Presiden Prabowo telah memerintahkan agar sebagian besar gas ini dapat digunakan untuk kepentingan dalam negeri, dan mendorong hilirisasi. Ini menjadi salah satu prioritas kita ke depan," tutup Bahlil.(*)