Pernyataan Gibran Memicu Tanggapan Kritis di Kalangan Ahli Pendidikan

Sabtu 16 Nov 2024 - 17:22 WIB
Reporter : Rinto Arius
Editor : Edi Prasetya

Radarlambar.bacakoran.co - Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka mengungkapkan ide pentingnya pengenalan matematika di tingkat Taman Kanak-kanak (TK) sebagai bagian dari upaya membekali generasi muda dengan keterampilan dasar yang relevan dengan bidang teknologi dan sains, seperti pemrograman, kecerdasan buatan (AI), dan pembelajaran mesin. 

Namun, pendapat ini menuai beragam tanggapan kritis dari kalangan ahli pendidikan, yang menilai pendekatan ini bertentangan dengan prinsip dasar pendidikan anak usia dini.

Pendidikan Anak Usia Dini dan Tumbuh Kembang

Para ahli, termasuk tokoh-tokoh seperti Piaget dan Vygotsky, menegaskan bahwa pendidikan usia dini bertujuan untuk mengembangkan aspek fisik, sosial, dan emosional anak, bukan untuk memperkenalkan pelajaran formal seperti matematika dengan pendekatan kaku. 

Dr. Suyanto, pakar pendidikan anak usia dini, menyatakan bahwa anak-anak TK lebih tepat belajar melalui pengalaman langsung dan eksplorasi, bukan melalui pelajaran formal yang bisa membatasi perkembangan emosional dan sosial mereka.

Menurutnya, matematika dasar memang dapat dikenalkan secara santai, namun penerapan formal justru bisa berdampak negatif terhadap minat belajar anak.

Coding dan Matematika Formal: Bukan Prioritas di Usia Dini

Gibran juga menyampaikan bahwa pengenalan keterampilan coding sejak SD dan SMP perlu dipertimbangkan dalam kurikulum. Namun, banyak ahli mengingatkan bahwa prioritas pendidikan di usia dini seharusnya tetap pada pengembangan karakter, kreativitas, dan kemampuan sosial.

Negara-negara maju seperti Finlandia berhasil mengajarkan konsep dasar matematika dan sains tanpa mengabaikan keseimbangan antara pembelajaran teknis dan pengembangan aspek sosial-emosional.

Risiko dalam Mempersiapkan Generasi dengan Pendekatan Berlebihan

Jika pendidikan usia dini terlalu fokus pada matematika formal dan teknologi, anak-anak bisa kehilangan kesempatan untuk menikmati masa kecil mereka melalui permainan dan interaksi sosial yang mendukung perkembangan emosional mereka.

Akibatnya, anak-anak mungkin menjadi lebih terampil dalam hal teknis tetapi kekurangan empati dan keterampilan sosial.

Kesimpulan: Pendidikan yang Seimbang untuk Generasi Mendatang

Kritik terhadap pendapat Gibran bukan hanya soal materi pembelajaran, tetapi tentang pemahaman yang lebih mendalam mengenai tumbuh kembang anak di usia dini. 

Pendidikan seimbang yang mendukung aspek emosional dan sosial sangat penting agar generasi mendatang tidak hanya berkompeten dalam teknologi, tetapi juga memiliki kepedulian sosial. 

Kategori :