KEBUNTEBU – Dalam upaya memperkuat kesehatan masyarakat dan menangani isu stunting, Pekon Tugu Mulya, Kecamatan Kebun Tebu, Kabupaten Lampung Barat, mengambil langkah konkret untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan bebas dari praktik buang air besar sembarangan.
Melalui program Penanganan Stunting yang didanai oleh Anggaran Dana Desa (ADD) Tahun 2024, desa ini melakukan pembangunan tujuh unit sarana Mandi, Cuci, Kakus (MCK) sebagai bagian dari gerakan menuju Open Defecation Free (ODF) atau bebas buang air besar sembarangan.
Pj. Peratin Tugu Mulya, Distomi, S.P., menjelaskan bahwa tahun ini pihaknya memfokuskan sebagian besar anggaran penanganan stunting untuk membangun fasilitas MCK di beberapa rumah warga yang sebelumnya tidak memiliki akses sanitasi layak.
Hal ini bertujuan untuk mendukung perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di masyarakat, yang merupakan langkah penting dalam pencegahan penyakit, termasuk penyakit stunting yang masih menjadi masalah kesehatan di banyak daerah.
Dalam keterangannya, Distomi menyebutkan bahwa pembangunan tujuh unit MCK ini bukan sekadar menyediakan fasilitas sanitasi, tetapi merupakan upaya holistik dalam membangun desa yang sehat dan terbebas dari ancaman penyakit.
Menurutnya, fasilitas MCK akan memudahkan warga dalam menjaga kebersihan pribadi dan lingkungan, yang menjadi salah satu dasar penting dalam mencegah penyebaran penyakit yang seringkali disebabkan oleh kurangnya sanitasi.
"Kami sangat berharap bahwa dengan adanya fasilitas MCK ini, masyarakat lebih mudah mengakses tempat sanitasi yang layak dan bersih. Hal ini penting agar warga bisa terhindar dari berbagai penyakit, termasuk stunting, yang dipengaruhi oleh lingkungan yang kurang sehat," ujarnya.
Pembangunan MCK juga merupakan bagian dari gerakan edukasi untuk mengajak masyarakat lebih sadar akan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Pj. Peratin menjelaskan, edukasi kepada warga adalah bagian dari program desa yang dijalankan secara berkala. "Kami tidak hanya memberikan fasilitas, tetapi juga memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai pentingnya PHBS dalam kehidupan sehari-hari," katanya.
Penerapan PHBS, lanjut Distomi, tidak hanya untuk kepentingan individu tetapi juga sebagai upaya menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi seluruh warga desa. “Dengan menjaga kebersihan, baik melalui perilaku maupun infrastruktur, kami yakin kesehatan masyarakat akan meningkat, dan desa kami bisa menjadi contoh bagi pekon lainnya di Lampung Barat,” tambahnya.
Pihak pemerintah pekon juga mendukung penuh kebijakan Pemkab Lampung Barat yang berupaya menjadikan seluruh kabupaten berstatus Open Defecation Free (ODF). ODF merupakan salah satu indikator utama dalam mencapai standar kesehatan lingkungan yang diakui oleh pemerintah.
Distomi berharap bahwa dengan adanya fasilitas MCK di setiap rumah tangga, Pekon Tugu Mulya bisa segera mencapai status ODF dan menjadi desa yang bebas dari kebiasaan buang air besar sembarangan.
“Alhamdulillah, saat ini pembangunan MCK sudah selesai dan dimanfaatkan oleh masyarakat penerima manfaat. Kami sangat bersyukur atas upaya ini dan berharap Pekon Tugu Mulya dapat menjadi pemukiman yang sehat dan terbebas dari penyakit, khususnya stunting yang masih menjadi perhatian utama kami,” ujarnya.
Selain pembangunan MCK, Pekon Tugumulya juga mengalokasikan sebagian dana untuk program pemberian makanan tambahan (PMT) sebagai bagian dari penanganan stunting. PMT ditujukan kepada ibu hamil, bayi, dan balita dengan prioritas anak-anak yang berisiko tinggi mengalami stunting.
Distomi menambahkan bahwa pemberian makanan tambahan ini dilakukan secara rutin dan bertahap untuk memastikan kebutuhan gizi anak-anak dan ibu hamil di desa ini tercukupi.