WAYTENONG – Kondisi badan jalan menuju SMK Negeri 1 Waytenong yang rusak parah serta minimnya sistem drainase terus menjadi perhatian dan keluhan masyarakat.
Pengguna jalan, termasuk siswa, guru, dan masyarakat umum, berharap agar jalur dari depan SMP Negeri 1 Waytenong hingga ke kawasan SMK dapat diperbaiki pada tahun 2025.
Jalan yang dulunya berlapis aspal tipis atau dikenal dengan jenis aspal latasir ini kini mengalami kerusakan berat. Kerusakan tersebut diperparah oleh genangan air yang sering terjadi saat hujan turun. Hal ini membuat jalan semakin sulit dilalui, terutama bagi kendaraan roda dua dan roda empat.
Keadaan ini tidak hanya mengganggu kelancaran lalu lintas, tetapi juga berpotensi menimbulkan risiko kecelakaan, terutama bagi siswa yang setiap hari melintasi jalur tersebut.
Kamaludin, seorang petugas keamanan di SMK setempat menjelaskan bahwa kondisi jalan sudah rusak sejak beberapa tahun terakhir.
“Dulu jalan ini masih lumayan bagus meskipun hanya aspal tipis. Namun, sekarang rusaknya semakin parah, apalagi setiap hujan turun selalu ada genangan air yang membuat pengendara kesulitan melintas,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa jalan ini merupakan akses vital bagi aktivitas sekolah maupun masyarakat sekitar. “Setiap hari banyak siswa, guru, dan warga yang menggunakan jalan ini. Kalau dibiarkan seperti ini terus, tentu akan semakin parah dan membahayakan,” tambahnya.
Harapan agar jalan ini segera diperbaiki juga disampaikan oleh Pariangan, salah satu warga setempat. Menurutnya, jalan tersebut tidak hanya penting bagi kelancaran aktivitas sekolah, tetapi juga menjadi jalur utama yang menghubungkan beberapa wilayah di Kecamatan Waytenong.
“Apa yang diinginkan pihak sekolah memang sangat masuk akal. Jalan ini adalah kebutuhan masyarakat luas. Semoga pemerintah segera merealisasikan perbaikan ini, agar masyarakat tidak terus-terusan mengalami kesulitan,” ujar Pariangan.
Selain mendukung perbaikan, warga juga berharap pemerintah dapat membangun sistem drainase yang memadai di sepanjang jalur tersebut.
Menurut mereka, ketiadaan drainase menjadi salah satu penyebab utama kerusakan jalan, karena air hujan tidak memiliki saluran pembuangan yang memadai sehingga menggenangi badan jalan.
Kerusakan jalan ini tidak hanya menghambat aktivitas pendidikan, tetapi juga berdampak pada perekonomian masyarakat. Beberapa pedagang kecil dan pelaku usaha di sekitar kawasan tersebut mengaku bahwa kondisi jalan yang buruk membuat mereka kesulitan dalam mengangkut barang dagangan.
Hal ini tentunya memengaruhi kelancaran usaha mereka. “Jalan ini sebenarnya sangat strategis. Kalau diperbaiki, pasti dampaknya besar bagi masyarakat, termasuk untuk pendidikan dan ekonomi,” kata seorang pedagang yang enggan disebutkan namanya.
Warga dan pihak sekolah berharap agar perbaikan jalan ini masuk dalam prioritas pembangunan infrastruktur pemerintah daerah pada tahun 2025.
Mereka yakin, dengan adanya perbaikan jalan dan pembangunan drainase, aktivitas masyarakat, khususnya siswa dan guru, akan kembali lancar tanpa kendala.