Radarlambar.bacakoran.co - Hingga 2 Desember tahun 2024, Kabupaten Lampung Barat telah mengalami 41 kejadian bencana yang tercatat oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat. Dari seluruh kejadian tersebut, bencana pohon tumbang menjadi yang paling sering terjadi, menyusul dampak cuaca ekstrem yang melanda wilayah ini.
Kepala BPBD Lampung Barat, Padang Prio Utomo, S.H., menjelaskan, "Sejak awal tahun hingga 2 Desember 2024, tercatat 41 bencana di wilayah kami. Sebagian besar adalah pohon tumbang akibat cuaca ekstrem, yang kerap terjadi selama musim penghujan." Ia menambahkan bahwa kondisi cuaca yang tidak menentu menyebabkan kerusakan pada banyak fasilitas umum dan mengganggu aktivitas warga.
Pohon Tumbang Jadi Bencana Utama
Menurut Padang, bencana yang paling sering terjadi adalah pohon tumbang, yang biasanya terjadi di lokasi-lokasi strategis, seperti jalan lintas utama yaitu jalan nasional Liwa-Gunungkemala Krui mulai dari Pal 8, KM 17 hingga KM 19, sering terjadi pohon tumbang yang menghalangi akses jalan. "Kejadian ini mempengaruhi kelancaran transportasi dan dapat berisiko terhadap keselamatan pengendara," ujar Padang.
Pohon tumbang bukan hanya menyebabkan gangguan lalu lintas, tetapi juga merusak bangunan dan infrastruktur publik, yang menambah beban pemulihan daerah. BPBD terus melakukan pemangkasan pohon-pohon besar yang ada di area rawan untuk mencegah bahaya lebih lanjut.
Bencana Banjir dan Longsor
Selain pohon tumbang, bencana alam lain yang cukup signifikan adalah banjir dan tanah longsor. Banjir yang melanda beberapa pekon di Kecamatan Bandarnegeri Suoh, seperti di Pekon Bandaragung, Pekon Tembelang, dan Pekon Bumihantatai, seringkali menyebabkan kerusakan pada area pertanian dan jalan-jalan yang menghubungkan pemukiman. Padang mengatakan banjir umumnya terjadi setelah hujan deras, yang menyebabkan sungai-sungai meluap dan menggenangi kawasan pemukiman.
Bencana tanah longsor juga menjadi ancaman di kawasan-kawasan pegunungan, terutama di daerah-daerah yang rawan longsor di Kecamatan Liwa. Tanah longsor ini menyebabkan kerusakan material dan bisa berbahaya bagi pemukiman yang berada di lereng bukit.
Bencana Non-Alam: Kehilangan dan Konflik Sosial
Selain bencana alam, terdapat juga beberapa kejadian non-alam yang mencatatkan dampak di masyarakat. Sejumlah warga dilaporkan hilang dalam dua kejadian terpisah: satu orang hilang di Pekon Sukaraja, Kecamatan Batubrak, dan satu orang lainnya hanyut di Way Semaka, Kecamatan Bandarnegeri Suoh. Kejadian ini meningkatkan perhatian masyarakat akan pentingnya kewaspadaan terhadap bahaya air dan potensi kecelakaan lainnya.
Di samping itu, juga terjadi beberapa peristiwa konflik sosial di Kecamatan Suoh, yang menciptakan ketegangan dan gangguan keamanan. Konflik-konflik seperti ini turut memperburuk situasi sosial di daerah tersebut.
Himbauan BPBD untuk Waspada
Menghadapi cuaca ekstrem yang masih berlangsung, Padang mengimbau masyarakat untuk selalu waspada. "Masyarakat diminta berhati-hati terutama saat musim penghujan. Cuaca ekstrem berisiko menimbulkan bencana seperti pohon tumbang, banjir dan longsor. Kita juga mengingatkan untuk memperhatikan kondisi lingkungan sekitar," ujar Padang.
Pemerintah setempat, dalam hal ini BPBD, terus berkoordinasi dengan instansi terkait untuk meningkatkan kesiapsiagaan, serta memberikan informasi tentang potensi bahaya cuaca dan bencana kepada masyarakat.
Upaya Mitigasi dan Peningkatan Infrastruktur
Dalam rangka mencegah dampak lebih besar dari bencana, pemerintah daerah juga sedang berupaya untuk memperbaiki infrastruktur yang lebih tahan terhadap bencana, seperti memperkuat saluran drainase untuk mengurangi risiko banjir dan membangun jalan yang lebih kokoh untuk menghadapi ancaman longsor. Selain itu, BPBD berkolaborasi dengan pihak terkait untuk meningkatkan sistem peringatan dini, agar masyarakat dapat lebih siap menghadapi bencana alam yang mungkin terjadi.
Kesimpulan
Seiring dengan meningkatnya frekuensi dan dampak bencana yang melanda Kabupaten Lampung Barat, kewaspadaan masyarakat dan kesiapsiagaan pemerintah menjadi kunci utama dalam mengurangi kerugian. Dengan koordinasi yang baik dan kesadaran bersama, diharapkan Kabupaten Lampung Barat dapat lebih siap menghadapi potensi bencana alam yang mungkin datang di masa mendatang. (*)
Kategori :