Sebuah studi yang diterbitkan oleh JAMA Psychiatry mengungkapkan bahwa ada korelasi yang signifikan antara penggunaan media sosial yang berlebihan dengan peningkatan gejala depresi dan kecemasan di kalangan remaja dan orang dewasa muda. Meskipun begitu, Brain Rot bukanlah fenomena yang tak terhindarkan. Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk memitigasi dampak negatif dari penggunaan teknologi yang berlebihan.
Salah satu cara yang efektif adalah dengan mengatur waktu layar dan memberikan batasan pada interaksi dengan perangkat digital. Misalnya, seseorang dapat menetapkan waktu tertentu dalam sehari untuk tidak terhubung dengan media sosial seperti pada malam hari sebelum tidur atau selama waktu makan. Mengadopsi kebiasaan mindfulness (kesadaran penuh) saat menggunakan media sosial juga bisa membantu seseorang lebih selektif dalam mengonsumsi informasi dan mengurangi dampak stres yang berlebihan.
Selain itu, meningkatkan aktivitas fisik, seperti berolahraga, meditasi, atau berkegiatan di luar ruangan, juga dapat memperbaiki fungsi otak dan kesehatan mental secara keseluruhan. Menurut penelitian dari American Psychological Association, aktivitas fisik yang rutin terbukti dapat mengurangi stres, meningkatkan kualitas tidur, dan mendukung kemampuan kognitif, membantu otak untuk tetap sehat di tengah gempuran rangsangan digital.
Kesimpulannya, meskipun media sosial dan teknologi membawa banyak manfaat, penggunaannya yang berlebihan tanpa kontrol dapat menyebabkan Brain Rot, yang mengarah pada penurunan fungsi kognitif, kecemasan, dan gangguan mental lainnya. Oleh karena itu, penting untuk menjaga keseimbangan dalam kehidupan digital dan fisik, agar otak tetap sehat dan mampu berfungsi secara optimal.
Mengurangi ketergantungan pada perangkat digital, melakukan aktivitas yang menstimulasi otak secara positif, serta menerapkan pola hidup yang lebih sadar akan dampak teknologi adalah langkah-langkah kunci untuk melindungi otak kita dari efek buruk Brain Rot.(*)