Mengenal Rumah Adat Bangka Belitung, Keindahan dan Filosofi yang Tersembunyi

Minggu 26 Jan 2025 - 18:02 WIB
Reporter : Yayan Prantoso
Editor : Mujitahidin

Radarlambar.Bacakoran - Indonesia, dengan segala keberagaman budaya dan tradisinya, memiliki rumah adat yang mencerminkan ciri khas dan filosofi dari setiap daerah. Di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, rumah adat tidak hanya menjadi tempat tinggal, tetapi juga merupakan simbol dari kehidupan masyarakat yang berakar pada alam dan tradisi leluhur. Rumah adat Bangka Belitung menggabungkan pengaruh berbagai budaya, khususnya Melayu dan Tionghoa, dengan desain yang unik dan memiliki nilai filosofi yang mendalam.

- Struktur Rumah Adat Bangka Belitung
Rumah adat di Bangka Belitung menggunakan bahan-bahan alami yang mudah ditemukan di sekitar lingkungan tempat tinggal. Material yang digunakan seperti kayu dan bambu dipilih karena ketahanannya terhadap cuaca tropis yang sering berubah. Struktur rumah adat ini biasanya terdiri dari sembilan tiang penyangga utama, dengan satu tiang utama di tengah bangunan yang berfungsi untuk menopang beban seluruh rumah. Tiang utama ini terbuat dari kayu berkualitas tinggi dan sangat kokoh.

Atap rumah adat umumnya terbuat dari daun rumbia atau ijuk, yang dirangkai sedemikian rupa untuk mencegah air hujan masuk ke dalam rumah. Bentuk atap yang melengkung atau menyerupai pelana kuda juga menjadi ciri khas dari rumah adat Bangka Belitung, yang membuatnya berbeda dari rumah adat di daerah lain di Indonesia.

- Jenis-Jenis Rumah Adat di Bangka Belitung
Bangka Belitung memiliki beberapa jenis rumah adat yang menarik, yang tidak hanya memukau dari segi desain, tetapi juga mengandung filosofi kehidupan yang kental. Berikut adalah beberapa jenis rumah adat yang khas dari daerah ini:

1. Rumah Rakit
Rumah rakit adalah salah satu rumah adat Bangka Belitung yang memiliki desain unik karena dibangun di atas rakit yang terapung di atas air. Rumah ini dipengaruhi oleh kehidupan masyarakat yang bergantung pada sungai dan perairan di sekitar mereka. Keberadaan rumah rakit di Bangka Belitung sudah ada sejak zaman Kerajaan Sriwijaya, dan saat itu rumah-rumah ini digunakan sebagai tempat singgah bagi pengunjung serta gudang barang dagangan.

Rumah rakit biasanya terbuat dari bambu dan kayu yang ringan namun kuat, sementara dindingnya dibuat dari papan kayu atau anyaman bambu. Atap rumah rakit menggunakan daun nipah yang diikat dengan rotan. Rumah ini umumnya terdiri dari dua ruangan utama, yaitu ruang tidur dan ruang untuk aktivitas sehari-hari. Filosofi di balik rumah rakit mengajarkan pentingnya hubungan yang harmonis antara manusia dan alam, serta mencerminkan cara hidup yang bergantung pada sumber daya alam di sekitar mereka.

2. Rumah Adat Limas

Rumah adat Limas adalah rumah yang dipengaruhi oleh budaya Melayu dan Eropa kolonial, dengan konstruksi yang menggunakan kayu berkualitas seperti unglen atau merbau. Rumah ini memiliki atap genting tanah liat dan dua tangga yang berada di sisi bangunan. Rumah Limas menggambarkan status sosial pemiliknya, yang sering kali berasal dari kalangan bangsawan atau saudagar kaya. Rumah ini semakin langka karena bahan-bahan untuk membangunnya sulit ditemukan.

Keunikan rumah Limas terletak pada desain lantainya yang bertingkat atau bengkilas. Setiap tingkat rumah ini memiliki fungsi yang berbeda, dengan lantai tertinggi digunakan untuk menerima tamu terhormat atau untuk hajatan. Filosofi rumah Limas sangat erat kaitannya dengan konsep jenjang kehidupan, dengan lima tingkat lantai yang melambangkan perjalanan hidup, garis keturunan, dan nilai-nilai luhur dalam masyarakat.

3. Rumah Panggung

Rumah Panggung merupakan jenis rumah adat lainnya yang ditemukan di Bangka Belitung. Rumah ini menggabungkan elemen desain dari berbagai gaya rumah Melayu, seperti Melayu Bubungan dan Melayu Bubungan Limas. Rumah panggung dikenal dengan sembilan tiang penyangga, dengan satu tiang utama yang terletak di tengah bangunan. Atap rumah ini cenderung tinggi dan sedikit miring, sementara dinding rumah terbuat dari bahan alami seperti pelepah pisang atau papan kayu yang tidak dicat.

Filosofi yang terkandung dalam rumah panggung mengajarkan pentingnya kesederhanaan, kesetaraan, dan kebersamaan. Rumah panggung biasanya memiliki beberapa ruangan utama, yaitu ruang depan untuk menerima tamu, ruang induk untuk berkumpul keluarga, dan ruang belakang untuk aktivitas seperti memasak dan menyimpan barang. Beberapa rumah panggung hanya memiliki dua ruangan, yang semakin menunjukkan nilai kesederhanaan dalam kehidupan masyarakat Bangka Belitung.

Rumah adat Bangka Belitung, dengan berbagai desain dan filosofi yang terkandung di dalamnya, menggambarkan betapa kuatnya hubungan antara masyarakat dan alam sekitar. Setiap jenis rumah adat, baik itu rumah rakit, rumah Limas, atau rumah panggung memiliki nilai-nilai yang mendalam mengenai kehidupan bersama, penghormatan terhadap alam, dan pentingnya kesederhanaan. Keberagaman rumah adat ini bukan hanya sekadar warisan budaya, tetapi juga cerminan dari kehidupan sosial dan spiritual masyarakat Bangka Belitung yang penuh tradisi dan filosofi.(*)

Kategori :