Gelombang Tinggi Terjang Pesisir Barat

GELOMBANG tinggiu berdampak pada sejumlah wilayah di Kecamatan Lemong dan Pesisir Utara. Foto Dok --

LEMONG – Gelombang tinggi yang melanda wilayah perairan laut Kabupaten Pesisir Barat (Pesbar), Rabu, 6 Agustus 2025 mengakibatkan kerusakan di sejumlah titik di dua kecamatan seperti di Kecamatan Lemong dan Kecamatan Pesisir Utara.

Di Kecamatan Lemong, ombak besar yang terjadi sejak pukul 03.30 WIB dini hari itu menyebabkan bangunan Pagar Sekolah Dasar Negeri (SDN) 106 Krui di Pekon Lemong roboh. Lokasi sekolah yang hanya berjarak beberapa meter dari garis pantai itu membuatnya rentan terhadap terjangan ombak.

Anggota DPRD Pesbar, A. Zulkifli Rohman, saat meninjau lokasi menyebutkan bahwa kerusakan pagar tersebut terjadi akibat gelombang laut yang mencapai daratan dengan kekuatan cukup besar.

“Puncak ombak besar terjadi sekitar pukul 03.30 dini hari. Pagar sekolah roboh karena memang lokasinya sangat dekat dengan pantai, ombak besar tersbeut menghantam pagar sekolah hingga roboh,” kata dia.

Menurutnya, akses jalan di sekitar lokasi masih dalam kondisi aman dan pengendara masih bisa melintas seperti biasa. Pihaknya sudah berkoordinasi dengan instasi terkait agar penanganan sementara bisa dilakukan.

“Koordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sudah kami lakukan agar aktivitas belajar mengajar tidak terganggu dan keselamatan siswa tetap terjamin," tambahnya.

Sementara itu, kerusakan yang lebih parah dilaporkan terjadi di Kecamatan Pesisir Utara. Gelombang tinggi yang menghantam wilayah Pekon Kota Karang sekitar pukul 07.00 WIB menyebabkan abrasi hebat yang mengakibatkan amblasnya badan jalan sepanjang kurang lebih 20 meter dengan lebar sekitar 50 centimeter. Talud penahan tanah yang berada di dekatnya juga hancur dihantam ombak.

Peratin Kota Karang, Ridoni, mengungkapkan bahwa kondisi abrasi kali ini cukup mengkhawatirkan karena telah mendekati pemukiman, bahkan sejumlah rumah warga mulai terancam jika kondisi abrasi semakin parah.

“Situasinya cukup mengkhawatirkan. Abrasi ini makin mendekati pemukiman warga. Ada enam rumah yang jaraknya hanya beberapa meter dari lokasi jalan yang amblas,” ujarnya.

Ridoni menambahkan, pihak pekon sebelumnya telah mengajukan permohonan penanganan ke Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR). Namun hingga kini, belum ada tindakan nyata di lapangan.

“Perencanaan memang sudah dilakukan, tapi belum ada realisasi. Kalau dibiarkan, kondisi ini bisa lebih parah. Gelombangnya besar dan terus mengikis daratan,” tegasnya.

Menurutnya, jalan yang terancam putus tersebut merupakan salah satu akses utama warga untuk menuju permukiman serta fasilitas umum seperti sekolah, masjid, dan balai pekon. Ia berharap pemerintah daerah segera memberikan perhatian khusus terhadap permasalahan ini.

“Kami harap kondisi ini bisa menjadi perhatian serius dari Pemkab Pesbar, agar saat terjadi ombak besar seperti sekarang, wilayah permukiman warga dan fasilitas umum tidak terdampak dan tetap aman,” tandasnya. (yogi/*)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan