RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan potensi cuaca ekstrem yang dipengaruhi oleh tiga bibit siklon, yaitu 90S, 99S, dan 96P.
Fenomena ini diperkirakan dapat meningkatkan curah hujan secara signifikan di beberapa wilayah Indonesia serta berkontribusi pada kondisi cuaca yang lebih ekstrem.
Bibit siklon 90S terdeteksi muncul di wilayah selatan Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat, sementara bibit siklon 99S berkembang di selatan Banten.
Adapun bibit siklon 96P berada di Teluk Carpentaria, Australia, yang juga berpotensi mempengaruhi cuaca di selatan Papua.
Keberadaan ketiga bibit siklon ini menjadi faktor tambahan dalam dinamika atmosfer yang telah dipengaruhi oleh fenomena lain, seperti monsun Asia yang menguat, La Nina yang lemah, Madden Julian Oscillation (MJO), serta gelombang ekuator Rossby dan Kelvin.
Dampak dari tiga bibit siklon ini sangat bervariasi di berbagai daerah. Curah hujan ekstrem diprediksi melanda Papua, termasuk Papua Pegunungan, Papua Selatan, Papua Barat Daya, dan Papua Barat.
Selain itu, wilayah Nusa Tenggara Timur, terutama Kupang dan sekitarnya, serta Nusa Tenggara Barat juga diperkirakan mengalami peningkatan intensitas hujan.
Di Pulau Jawa, beberapa wilayah seperti Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur akan terkena dampak tidak langsung.
Sementara itu, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Maluku Utara, Jawa Barat, dan Jambi juga berpotensi mengalami peningkatan curah hujan yang cukup signifikan.
Selain hujan lebat, bibit siklon ini juga menyebabkan gelombang laut tinggi yang berisiko bagi aktivitas pelayaran.
BMKG memprediksi ketinggian gelombang dapat mencapai 2,5 hingga 4 meter di beberapa wilayah perairan, seperti Samudera Hindia barat Bengkulu hingga Lampung, Samudera Hindia selatan Banten hingga Nusa Tenggara Timur, Laut Sawu, perairan Kupang hingga Pulau Rote, Laut Maluku, Laut Halmahera, serta perairan utara Papua Barat Daya hingga Papua dan Samudera Pasifik utara Halmahera hingga Papua.
Mengingat dampak yang dapat ditimbulkan, BMKG mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama terhadap potensi banjir, tanah longsor, serta gangguan transportasi akibat curah hujan tinggi dan angin kencang.
Para nelayan dan pelaku usaha maritim juga diminta untuk memperhatikan kondisi perairan sebelum melaut guna menghindari risiko dari gelombang tinggi.
Perkembangan kondisi cuaca ini terus dipantau oleh BMKG, dan masyarakat diimbau untuk selalu memperbarui informasi dari sumber resmi agar dapat mengantisipasi potensi bahaya yang mungkin terjadi. (*)