Memahami Klasifikasi Hipertensi dan Faktor Risikonya

Minggu 09 Feb 2025 - 14:08 WIB
Reporter : Linda Kurniati
Editor : Budi Setiawan

3. Hipertensi Tingkat 2

Jika tekanan darah sistolik melebihi 160 mmHg atau tekanan diastolik lebih dari 100 mmHg, maka masuk dalam kategori hipertensi tingkat 2. Biasanya, penderita membutuhkan lebih dari satu jenis obat untuk mengontrol tekanan darah. Pada kondisi ini, risiko gangguan organ dan penyakit kardiovaskular semakin meningkat.

4. Hipertensi Krisis

Ketika tekanan darah melonjak hingga lebih dari 180/120 mmHg, kondisi ini disebut sebagai hipertensi krisis. Pada tahap ini, diperlukan perhatian medis segera, terutama jika muncul gejala seperti nyeri dada, sesak napas, gangguan penglihatan, mati rasa, atau kesulitan berbicara.

Tekanan darah bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kondisi fisik dan psikologis seseorang saat pemeriksaan. Oleh sebab itu, diagnosis hipertensi harus dikonfirmasi melalui setidaknya dua kali pengukuran dalam rentang waktu satu minggu. Jika hasil pengukuran berbeda secara signifikan, nilai yang lebih tinggi akan digunakan sebagai acuan.

 

Faktor Risiko Hipertensi

Seiring bertambahnya usia, risiko hipertensi juga meningkat. Pada pria, tekanan darah cenderung mulai naik setelah usia 45 tahun, sementara pada wanita risiko lebih tinggi muncul setelah usia 65 tahun.

Selain faktor usia, beberapa kondisi medis kronis seperti diabetes, gangguan tidur, dan penyakit ginjal juga dapat meningkatkan risiko hipertensi. 

Faktor genetik juga memainkan peran, di mana seseorang lebih berisiko mengalami tekanan darah tinggi jika ada riwayat hipertensi dalam keluarga.

Beberapa faktor risiko lain yang berkaitan dengan gaya hidup meliputi:

 

1. Stres Berlebihan

Tekanan psikologis yang tinggi dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah. Jika stres berlangsung dalam jangka waktu lama, risiko hipertensi akan semakin besar.

 

2. Konsumsi Garam Berlebihan

Kategori :