RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO - Tagar #KaburAjaDulu sedang ramai dibicarakan di media sosial, terutama di platform X (Twitter).
Tagar ini muncul sebagai bentuk kritik terhadap berbagai kebijakan pemerintah yang dinilai kurang berpihak pada kebutuhan masyarakat.
Banyak orang menggunakan tagar ini untuk menyuarakan keinginan bekerja atau melanjutkan pendidikan di luar negeri sebagai alternatif untuk mencapai kehidupan yang lebih baik.
Dikutip dari berbagai sumber, tren ini mulai terlihat saat pemerintah mengumumkan sejumlah kebijakan efisiensi anggaran yang dinilai berdampak negatif, terutama di sektor pendidikan dan ketenagakerjaan.
Situasi ini diperparah dengan meningkatnya angka pemutusan hubungan kerja di berbagai sektor industri.
Faktor ekonomi, seperti mahalnya biaya pendidikan dan terbatasnya lapangan pekerjaan, mendorong banyak orang mempertimbangkan untuk mencari peluang di luar negeri.
Menurut Ismail Fahmi, analis media sosial dari Drone Emprit, tagar ini mulai populer di kalangan pegiat teknologi pada tahun 2023.
Data menunjukkan bahwa pengguna terbesar berasal dari kelompok usia 19-29 tahun (50,81%), diikuti oleh mereka yang berusia di bawah 18 tahun (38,10%).
Dari sisi gender, mayoritas pengguna adalah laki-laki (59,92%), sedangkan sisanya adalah perempuan (40,08%).
Meskipun mendapat banyak kritik, tren #KaburAjaDulu juga memberikan dampak positif. Banyak orang terinspirasi untuk meningkatkan keterampilan dan mencari pengalaman di luar negeri yang diharapkan bisa memperbaiki kualitas hidup mereka.
Abdul Kadir Karding, Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), berpendapat bahwa bekerja di luar negeri bukanlah hal yang negatif selama disertai dengan peningkatan kompetensi.
Menurutnya, masyarakat yang bekerja di luar negeri tetap bisa memberikan kontribusi ekonomi bagi keluarganya dan Indonesia.
Munculnya tren ini memicu perdebatan mengenai nasionalisme di kalangan Warga Negara Indonesia (WNI).
Beberapa pihak mempertanyakan loyalitas masyarakat yang memilih mencari peluang di luar negeri, sementara yang lain melihat keputusan tersebut sebagai kebutuhan ekonomi dan pencarian peluang yang lebih baik.
Tren #KaburAjaDulu tidak sekadar menjadi bentuk kritik terhadap kebijakan pemerintah, tetapi juga mencerminkan harapan masyarakat akan kehidupan yang lebih baik.