Protes Warga Ukraina Setelah Pertemuan Sengit antara Zelensky dan Trump Picu Ketegangan Diplomatik

Minggu 02 Mar 2025 - 13:07 WIB
Reporter : Nopriadi
Editor : Nopriadi

Radarlambar.bacakoran.co -Pada Jumat, 28 Februari 2025, sejumlah warga Ukraina mengadakan unjuk rasa di jalanan Kyiv untuk menunjukkan dukungan mereka kepada Presiden Volodymyr Zelensky, setelah terjadinya ketegangan yang intens antara Zelensky dan Presiden AS, Donald Trump, di Gedung Putih.

Dalam pertemuan tersebut, Zelensky secara terbuka mengkritik pendekatan Trump terhadap Presiden Rusia, Vladimir Putin. Ia menegaskan bahwa Trump seharusnya tidak berkompromi dengan seseorang yang dianggapnya sebagai pembunuh. Sebagai respons, Trump menuduh Ukraina berisiko memicu Perang Dunia Ketiga dan mengkritik pemerintah Ukraina yang dianggapnya tidak cukup berterima kasih atas bantuan militer yang diberikan oleh Amerika Serikat.

Namun, banyak warga Ukraina yang menyatakan dukungan kepada Zelensky. Mereka memandang tindakan Presiden mereka sebagai sikap yang tidak mudah menyerah, yang dianggap penting dalam mempertahankan kedaulatan Ukraina di tengah konflik yang berlarut-larut dengan Rusia. Sementara itu, ada juga yang berpandangan bahwa di balik sikap Trump, ada tujuan tersembunyi yang memanfaatkan Ukraina sebagai alat dalam negosiasi besar dengan Rusia.

Di media sosial, para pejabat dan tokoh terkemuka Ukraina juga menyuarakan dukungan terhadap Zelensky, menyatakan bahwa keberanian Presiden mereka untuk mempertahankan prinsip dan kebenaran sangat penting dalam menghadapi situasi yang semakin sulit.

Sebagian besar warga Ukraina yang diwawancarai menyatakan bahwa mereka akan terus berjuang meskipun hubungan dengan AS tampak semakin renggang. Namun, beberapa di antaranya khawatir tentang dampak dari kerusakan hubungan antara kedua pemimpin besar tersebut. Mereka mengingatkan bahwa tanpa bantuan senjata dari AS, Ukraina mungkin tidak akan mampu bertahan lama dalam pertempuran ini.

Pertemuan di Washington sebelumnya direncanakan untuk memperbaiki hubungan pribadi antara Trump dan Zelensky, serta untuk menandatangani kesepakatan yang membagi keuntungan dari pengelolaan sumber daya alam Ukraina bersama AS. Namun, pertemuan itu berbalik menjadi perselisihan terbuka ketika Trump menolak untuk mengutuk Rusia, yang telah melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina dan menduduki sebagian wilayahnya sejak 2014.

Sementara itu, banyak pihak yang melihat pertengkaran ini sebagai kegagalan diplomasi AS. Sebagian besar menilai bahwa kebijakan AS saat ini, yang mendukung rezim Rusia, justru memperburuk posisi Ukraina dalam perang yang tengah berlangsung. Beberapa kalangan menganggap AS sedang melangkah mundur dari kebijakan yang sebelumnya lebih mendukung Ukraina, yang berdampak langsung pada situasi di lapangan.

Dukungan AS terhadap Ukraina memang sangat penting, terutama dalam hal bantuan militer dan finansial. Tanpa itu, banyak yang khawatir Ukraina akan kesulitan untuk melanjutkan perjuangan melawan agresi Rusia. Beberapa pihak pun merasa bahwa kegagalan diplomasi ini bisa berakibat buruk bagi jalannya perang dan kestabilan negara Ukraina di masa depan.

Dalam pandangan beberapa ahli, ketegangan yang terlihat di depan umum antara Trump dan Zelensky menandakan kemunduran dalam hubungan AS-Ukraina. Pemerintahan Trump dianggap telah mengelola hubungan ini dengan buruk, dan hasilnya adalah dampak negatif yang besar bagi kedua negara, sementara Rusia justru diuntungkan.

Pada akhirnya, kejadian ini dianggap sebagai hari yang buruk bagi Ukraina dan Amerika Serikat, sementara Rusia mungkin akan mendapat keuntungan dari melemahnya hubungan antara dua negara besar tersebut. (*)



Kategori :