RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO - Puasa tidak hanya berdampak positif pada kesehatan fisik, tetapi juga dapat meningkatkan kesejahteraan mental.
Jika dilakukan dengan benar, puasa bahkan bisa membantu mengurangi risiko berbagai penyakit.
Banyak orang mungkin menganggap puasa hanya sebagai bagian dari ritual keagamaan atau tradisi.
Namun, di balik itu, puasa menyimpan berbagai manfaat bagi kesehatan. Selain itu, puasa juga banyak diterapkan sebagai metode diet yang dikenal sebagai puasa intermiten.
Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berpuasa?
Selama berpuasa, tubuh mengalami perubahan seiring dengan durasi puasa yang dijalani.
Umumnya, tubuh membutuhkan waktu sekitar 6–8 jam untuk mencerna dan menyerap nutrisi dari makanan dan minuman yang dikonsumsi.
Oleh karena itu, puasa dapat dijalani dengan lebih baik apabila tubuh mendapatkan asupan gizi yang cukup sebelumnya.
Agar tetap sehat dan bertenaga selama berpuasa, penting untuk mengonsumsi makanan bernutrisi serta mencukupi kebutuhan cairan dengan meminum air putih minimal 8 gelas saat berbuka dan sahur. Ini membantu mencegah dehidrasi serta mengurangi risiko kelelahan.
Saat energi yang diperoleh dari makanan mulai habis, tubuh akan memanfaatkan cadangan energi dari glikogen yang tersimpan di hati dan otot.
Jika masih belum cukup, tubuh akan beralih menggunakan lemak sebagai sumber energi.
Dalam kondisi ekstrem ketika cadangan energi benar-benar habis, tubuh akan mulai menggunakan protein dari otot, yang disebut sebagai fase kelaparan.
Namun, fase ini hanya terjadi jika seseorang berpuasa dalam waktu yang sangat lama tanpa asupan makanan sama sekali.