BRIN Bangun Pusat Riset di Situs Bumiayu

Sabtu 08 Mar 2025 - 15:53 WIB
Reporter : Rinto Arius

Radarlambar.bacakoran.co – Situs Bumiayu di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, semakin menarik perhatian dunia arkeologi. Kawasan yang menyimpan jejak kehidupan purba berusia dua juta tahun ini kini menjadi fokus utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Untuk mendukung penelitian lebih mendalam, BRIN membangun Stasiun Lapangan Ekskavasi Arkeologi, yang diharapkan menjadi pusat riset arkeologi bertaraf nasional.

Situs Bumiayu pertama kali ditemukan pada 1920-an dan terus menjadi lokasi penelitian penting. Berdasarkan hasil riset, wilayah ini dulunya merupakan pantai purba di sisi timur Pulau Jawa, dengan ekosistem kaya yang menjadi rumah bagi berbagai spesies purba.

Sejumlah fosil yang ditemukan semakin memperkuat teori bahwa Bumiayu pernah dihuni Homo erectus, manusia purba yang hidup pada Pleistosen awal. Tak hanya itu, ditemukan pula fosil berbagai mamalia, reptil, dan hewan laut, termasuk:

- Mamalia darat: Sinomastodon bumiayuensis, Stegodon trigonochepalus, Elephas sp., Rhinoceros, Hipopotamus, Panthera, Canis

- Reptil: Crocodilus, Gavialis

- Hewan laut: Hiu, Pari, Moluska, Astropoda

Temuan ini menunjukkan bahwa Bumiayu pernah menjadi ekosistem yang kompleks, mencakup daratan dan lautan purba.

Untuk mempercepat eksplorasi di Situs Bumiayu, BRIN membangun Stasiun Lapangan Ekskavasi Arkeologi di Dusun Maribaya, Desa Kalinusu, Kecamatan Bumiayu. Kepala Pusat Riset Arkeometri BRIN, Sofwan Noerwidi, menjelaskan bahwa proyek ini bertujuan untuk mengembangkan penelitian arkeologi sekaligus mengungkap lebih banyak fakta tentang evolusi manusia, budaya, dan lingkungan di Nusantara.

"Dengan fasilitas ini, kami berharap penelitian di Bumiayu semakin berkembang dan memberikan wawasan baru tentang peradaban masa lalu," ujar Sofwan dalam Festival Kampoeng Poerba, bagian dari perayaan Hari Jadi Kabupaten Brebes ke-347.

Kepala Organisasi Riset Arkeologi, Bahasa, dan Sastra BRIN, Herry Yogaswara, menegaskan bahwa penelitian di Situs Bumiayu akan berlangsung dalam jangka waktu lima hingga tujuh tahun. Selain menggali lebih dalam tentang evolusi manusia, proyek ini juga akan mengeksplorasi pengaruh Hindu-Buddha serta kajian budaya dan sejarah.

"Bumiayu terletak di perbatasan budaya Jawa dan Sunda, menjadikannya lokasi yang strategis untuk meneliti tradisi lisan, manuskrip kuno, dan perkembangan bahasa," jelas Herry.

Deputi Infrastruktur Riset dan Inovasi BRIN, Iman Hidayat, menyatakan bahwa pembangunan infrastruktur di Situs Bumiayu adalah yang pertama di Indonesia. Beberapa fasilitas utama yang disiapkan meliputi:

✅ Jalan akses sepanjang 3,8 km menuju lokasi ekskavasi

✅ Penginapan untuk periset dan mahasiswa

✅ Laboratorium lapangan & ruang penyimpanan fosil

Kategori :