RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO - Para ahli gizi klinik mengingatkan agar ubi sebaiknya tidak dikonsumsi saat berbuka puasa, terutama oleh penderita maag, karena dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada perut akibat produksi gas yang berlebihan.
Dr. Ida Gunawan, anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia (PDGKI) DKI Jakarta, menjelaskan bahwa makanan yang kaya lemak atau berpotensi menghasilkan gas, seperti ubi, sawi, dan kol, sebaiknya dihindari oleh individu yang memiliki masalah pencernaan.
Ia menuturkan bahwa makanan yang menghasilkan gas dapat menyebabkan perut terasa begah, terutama bagi mereka yang memiliki gangguan lambung.
Selain ubi, ia juga menekankan pentingnya menghindari konsumsi buah asam seperti kedondong, serta minuman berkafein dan bersoda, termasuk kopi dan teh.
Menurutnya, makanan dan minuman tersebut dapat meningkatkan produksi asam lambung, yang berisiko memicu iritasi pada lambung, terutama bagi penderita asam lambung.
Ia menambahkan bahwa minuman berkafein, seperti kopi atau teh pekat, serta produk susu tinggi lemak, dapat mengganggu sistem pencernaan.
Dr. Ida juga menjelaskan bahwa berbuka puasa sebaiknya diawali dengan konsumsi cairan guna menghidrasi tubuh yang telah lama kekurangan cairan.
Jika ingin mengonsumsi gorengan, ia menyarankan agar jumlahnya dibatasi karena makanan yang digoreng mengandung lemak trans yang berisiko bagi kesehatan jantung.
Kementerian Kesehatan menegaskan bahwa konsumsi lemak trans yang berlebihan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
Data menunjukkan bahwa lebih dari 500.000 kematian global setiap tahun disebabkan oleh penyakit jantung koroner yang berkaitan dengan konsumsi lemak trans.
Terkait hidangan sahur, Dr. Ida menekankan pentingnya menjaga keseimbangan gizi dalam makanan.
Ia menyarankan agar setengah piring berisi sayur dan buah, seperempatnya mengandung karbohidrat, serta seperempat sisanya terdiri dari protein hewani atau nabati.
Selain itu, kecukupan cairan juga harus diperhatikan dengan mengkonsumsi minimal delapan gelas air antara sahur dan berbuka, guna menjaga tubuh tetap terhidrasi dan berenergi sepanjang hari.
Sebagai tenaga medis yang berpraktik di RS Pondok Indah Puri Indah, Dr. Ida mengingatkan bahwa kecukupan cairan dan asupan gizi yang seimbang sangat penting untuk menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh selama menjalankan ibadah puasa.