Menutup atau Membuka Pori-Pori Agar Kulit Sehat? Ternyata itu Cuma Mitos

Kamis 20 Mar 2025 - 14:34 WIB
Reporter : Edi Prasetya
Editor : Edi Prasetya

Radarlambar.bacakoran.co- Keberadaan pori-pori di wajah sering kali menjadi sorotan dalam dunia kecantikan, terutama saat muncul masalah kulit seperti jerawat dan komedo.

Namun, pori-pori sejatinya adalah bagian alami dari kulit yang berfungsi penting bagi kesehatan wajah. Pori-pori berperan sebagai saluran untuk mengeluarkan minyak alami (sebum) dan membantu menjaga kelembapan kulit.

Profesor dermatologi dari Yale School of Medicine, Mona Gohara, menjelaskan bahwa ukuran pori-pori sangat dipengaruhi oleh faktor genetika, paparan sinar matahari, serta penurunan kadar kolagen seiring bertambahnya usia. Penurunan kolagen menyebabkan pori-pori tampak lebih besar dan kulit terlihat kurang kencang.

Selama ini, beredar mitos bahwa air dingin dapat 'menutup' pori-pori dan air panas atau uap mampu 'membuka' pori-pori. Dalam praktik dermatologi, pori-pori tidak memiliki otot yang memungkinkan untuk membuka dan menutup.

Sebaliknya, yang dapat dilakukan adalah menjaga agar pori-pori tetap bersih dan sehat melalui eksfoliasi yang tepat, serta penggunaan bahan aktif seperti AHA (alpha hydroxy acid) dan BHA (beta hydroxy acid), termasuk asam salisilat dan asam glikolat.

Banyak pula yang menyarankan penggunaan uap panas untuk 'membuka' pori sebelum pembersihan mendalam. Namun, menurut Gohara, uap hanya membantu melunakkan kotoran di permukaan kulit, tanpa mempengaruhi ukuran atau kondisi pori-pori secara langsung.

Lebih lanjut, paparan sinar matahari menjadi salah satu faktor utama yang memperparah tampilan pori-pori. Sinar ultraviolet memecah kolagen di kulit sehingga membuat pori-pori terlihat lebih besar. Karena itu, penggunaan tabir surya setiap hari sangat dianjurkan untuk menjaga elastisitas kulit dan memperlambat tanda-tanda penuaan.

Selain itu, penggunaan retinol juga dinilai efektif untuk meningkatkan pergantian sel kulit dan merangsang produksi kolagen baru. Dengan demikian, tekstur kulit dapat membaik dan pori-pori tampak lebih halus.

Banyak orang masih menganggap bahwa pori-pori yang tampak besar adalah masalah utama dalam kecantikan. Padahal, permasalahan biasanya timbul ketika pori-pori tersumbat oleh kotoran, minyak berlebih, dan sel kulit mati, yang kemudian memicu munculnya komedo dan jerawat.

Area wajah yang paling sering mengalami konsentrasi pori-pori adalah zona T, yakni dahi, hidung, dan dagu, karena produksi minyak di area ini cenderung lebih tinggi. Oleh karena itu, perawatan yang teratur dan penggunaan produk dengan kandungan yang sesuai sangat diperlukan untuk menjaga kesehatan kulit.

Dengan memahami fungsi dan karakteristik pori-pori, masyarakat diharapkan dapat lebih bijak dalam merawat kulit dan tidak terjebak pada mitos-mitos kecantikan yang menyesatkan.(*)

Kategori :