Mengenal Gangguan Kepribadian Narsistik

Kamis 20 Mar 2025 - 16:51 WIB
Reporter : Yayan Prantoso
Editor : Budi Setiawan

RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO - Gangguan kepribadian narsistik adalah kondisi psikologis di mana individu memiliki perasaan superior yang berlebihan, sering mencari pengakuan, dan cenderung mengabaikan perasaan orang lain. Orang dengan gangguan ini sering menunjukkan sikap egois dan kurang empati, yang dapat memengaruhi hubungan sosial mereka.

Jika tidak ditangani, gangguan ini dapat menimbulkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, penting untuk memahami lebih dalam tentang penyebab, gejala, serta cara mengatasi gangguan kepribadian narsistik. Narsistik Personality Disorder (NPD) adalah gangguan mental yang ditandai dengan rasa superioritas yang berlebihan, keinginan konstan untuk dipuji, serta sensitivitas tinggi terhadap kritik.

Meskipun tampak percaya diri, seseorang dengan NPD sering kali menyimpan ketakutan mendalam akan kegagalan dan kelemahan pribadi. Perlu diingat bahwa ada perbedaan antara narsisme dan rasa percaya diri yang sehat. Kepercayaan diri yang sejati didasarkan pada pencapaian nyata, sementara narsisme lebih sering berakar dari ketakutan akan kegagalan dan ketidakmampuan untuk menerima kritik, yang bisa berujung pada depresi.

Penyebab gangguan ini masih belum sepenuhnya dipahami, namun sejumlah faktor diduga berperan. Beberapa di antaranya meliputi faktor biologis yang berhubungan dengan struktur otak dan cara berpikir, riwayat keluarga yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena NPD, pola asuh yang tidak seimbang (baik terlalu permisif atau terlalu menuntut), pengalaman traumatis masa kecil, seperti penelantaran atau kekerasan, serta kepribadian yang mudah emosional dan sangat sensitif terhadap kritik.

Gangguan kepribadian narsistik terbagi menjadi beberapa tipe. Tipe narsistik tampak (grandiose narcissism) ditandai dengan sikap arogan dan kompetitif, kurangnya empati, serta kecenderungan untuk mendominasi orang lain. Mereka seringkali membesar-besarkan pencapaian pribadi. Sementara itu, narsistik terselubung (covert narcissism) menunjukkan rasa superior tetapi tidak menampakkannya secara terbuka.

Tipe ini cenderung merasa sebagai korban dan rentan terhadap depresi, menginginkan perhatian lebih dari orang lain. Narsistik antisosial (antagonistic narcissism) memanfaatkan orang lain demi kepentingan pribadi, sulit memaafkan, dan cenderung memiliki dendam. Mereka seringkali terlibat dalam argumen dan selalu ingin menang. Sedangkan narsistik prososial (communal narcissism) melakukan tindakan baik, tetapi tujuannya adalah untuk memperoleh pengakuan. Mereka mengharapkan pujian untuk merasa bangga atas diri mereka.

Gejala gangguan kepribadian narsistik dapat bervariasi, namun beberapa tanda umum antara lain perasaan berhak untuk dipuji berlebihan, selalu memprioritaskan kepentingan pribadi, menganggap diri mereka lebih unggul daripada orang lain, mengharapkan perlakuan khusus, sering merendahkan atau memanfaatkan orang lain, bersikap sombong dan angkuh, serta memiliki standar kesempurnaan yang tinggi dalam segala hal.

Selain itu, penderita NPD juga cenderung mudah tersinggung, kesulitan menerima kritik, sering berfantasi tentang kesuksesan dan kekuasaan, serta kesulitan dalam mengelola emosi, terutama ketika keinginan mereka tidak terpenuhi. Diagnosis NPD dilakukan berdasarkan panduan dari Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM).

Seseorang dapat didiagnosis NPD jika memenuhi setidaknya lima dari sembilan kriteria, seperti selalu membutuhkan pengakuan dan validasi, merasa superior dibandingkan orang lain, menganggap dirinya istimewa dan hanya ingin bergaul dengan orang yang setara, sering berfantasi tentang kecerdasan dan kesuksesan, mengharapkan perlakuan khusus, merasa iri terhadap orang lain atau menganggap orang lain iri padanya, memiliki sifat sombong dan arogan, sering memanfaatkan orang lain untuk keuntungan pribadi, serta tidak memiliki empati terhadap orang lain.

Jika tidak ditangani, gangguan ini dapat menyebabkan berbagai komplikasi, seperti depresi, kecemasan, keinginan untuk bunuh diri, penyalahgunaan alkohol atau narkoba, serta kesulitan dalam hubungan sosial dan pekerjaan. Gangguan ini memerlukan penanganan yang tepat dan jangka panjang.

Pengobatan yang umum dilakukan antara lain terapi bicara, yang bertujuan membantu pasien memahami dampak perilaku narsistik dan memperbaiki komunikasi sosial, terapi perilaku kognitif, yang membantu pasien mengubah pola pikir dan perilaku yang merusak menjadi lebih sehat, serta penggunaan obat-obatan, seperti antidepresan atau antipsikotik, apabila gangguan ini disertai dengan masalah lain seperti depresi atau kecemasan.

Meski tidak ada cara pasti untuk mencegah gangguan ini, beberapa langkah dapat membantu mengurangi risikonya, seperti belajar pola asuh yang sehat melalui konseling atau kelas parenting, menjalani terapi keluarga untuk mengatasi konflik emosional, serta segera mencari bantuan profesional jika ada gangguan mental sejak usia muda.

Gangguan kepribadian narsistik bukan hanya masalah kepercayaan diri yang berlebihan, tetapi merupakan kondisi psikologis serius yang dapat mengganggu kehidupan sosial dan emosional seseorang. Dengan pemahaman yang lebih baik mengenai penyebab, gejala, serta cara pengobatannya, individu yang mengalami gangguan ini dapat menerima bantuan yang diperlukan untuk menjalani kehidupan yang lebih seimbang dan sehat.(*)

Kategori :

Terkait

Kamis 20 Mar 2025 - 16:51 WIB

Mengenal Gangguan Kepribadian Narsistik