“Bantuan yang dikirimkan mencapai 120 ton, terdiri dari perlengkapan darurat, obat-obatan, alat kesehatan, serta kebutuhan logistik lainnya,” jelas Sugiono.
Langkah Cepat Pemerintah dalam Penanganan Bencana
Sejak gempa melanda pada 28 Maret, pemerintah Indonesia bergerak cepat dengan melakukan koordinasi bersama berbagai pihak, termasuk Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK). Sejumlah rapat darurat digelar untuk memastikan pengiriman bantuan dapat berjalan lancar dan tepat sasaran.
“Dalam beberapa hari terakhir, kami telah mengadakan rapat koordinasi lintas kementerian untuk mengatur pemberian bantuan kemanusiaan bagi Myanmar,” ujarnya.
Selain itu, tim tanggap darurat Indonesia yang terdiri dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Indonesia Search and Rescue (INASAR) telah dikirim ke Myanmar sejak 31 Maret. Tim ini bertugas membantu upaya penyelamatan dan mendistribusikan bantuan kepada para korban yang membutuhkan.
Lebih lanjut, Sugiono menambahkan bahwa hasil rapat bersama para menteri luar negeri ASEAN menegaskan bahwa kebutuhan mendesak bagi para korban saat ini adalah tempat tinggal sementara (shelter), peralatan medis, serta obat-obatan. Oleh karena itu, Indonesia turut mengirimkan bantuan yang sesuai dengan kebutuhan tersebut.
“Kami berharap bantuan ini dapat meringankan beban masyarakat Myanmar yang terdampak dan mempercepat proses pemulihan pasca-bencana,” tutup Sugiono.
Solidaritas ASEAN dalam Menghadapi Bencana
Gempa bumi yang mengguncang Myanmar ini menjadi perhatian besar di kawasan Asia Tenggara. Negara-negara anggota ASEAN terus menunjukkan solidaritasnya dengan mengirimkan bantuan dan tenaga medis untuk membantu penanganan bencana.