Talud Ambrol, Bahu Jalan Liwa-Ranau Terancam Amblas

Minggu 13 Apr 2025 - 16:45 WIB
Reporter : Edi Prasetya
Editor : Lusiana Purba

BALIKBUKIT - Talud penahan tanah di ruas jalan provinsi Liwa–Ranau, tepatnya di Pemangku Bedeng, Pekon Padang Cahya, Kecamatan Balik Bukit, Kabupaten Lampung Barat, ambrol. Padahal, infrastruktur tersebut baru selesai dibangun pada awal Mei 2024 lalu.

Hal ini memunculkan kekhawatiran bagi para pengguna jalan, mengingat posisi talud berada persis di sisi bahu jalan yang ramai dilintasi kendaraan roda dua maupun roda empat. Apalagi, ambrolnya talud tersebut terjadi di tengah intensitas hujan yang tinggi dalam beberapa pekan terakhir.

Salah seorang pengendara asal Sukau, Andi Saputra, mengaku khawatir jalan utama itu akan ikut tergerus jika tidak segera ditangani.

“Setiap kali melintas, kami was was. Bagian yang longsor itu dekat sekali dengan aspal. Kalau dibiarkan, bukan tidak mungkin bahu jalan bisa ikut amblas,” ujarnya saat ditemui pada Minggu (13/4/2025).

Ambrolnya talud di lokasi tersebut menjadi sorotan pengguna karena baru berumur kurang dari satu tahun sejak dibangun. Kerusakan dini ini menimbulkan pertanyaan soal ketahanan konstruksi, terlebih daerah tersebut dikenal memiliki kontur tanah labil dan curah hujan tinggi.

Menanggapi hal itu, Kepala UPTD Wilayah V Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi (BMBK) Provinsi Lampung, Aprisol Putra, mengatakan bahwa pihaknya telah meninjau langsung kondisi di lapangan dan sedang mengupayakan langkah penanganan segera.

“Kami sudah meninjau lokasi dan menyusun rencana penanganan. Ini penting agar kerusakan tidak bertambah dan fungsi jalan tetap aman digunakan masyarakat,” kata Aprisol.

Ia menjelaskan, karakter tanah di kawasan tersebut memang cukup rawan terhadap pergeseran, terutama saat musim hujan seperti sekarang. Meski demikian, Dinas BMBK memastikan akan melakukan intervensi teknis untuk memperkuat struktur penahan dan mencegah dampak lebih lanjut.

“Langkah awal seperti penutupan lubang, penguatan sisi yang rawan, dan pengalihan aliran air permukaan akan kami lakukan. Setelah itu baru kita susun skema penanganan permanen,” pungkasnya. *

 

Kategori :