Radarlambar.bacakoran.co -Putaran ketiga negosiasi tidak langsung antara Iran dan Amerika Serikat terkait program nuklir resmi berakhir pada Sabtu, 26 April 2025, di Muscat, Oman. Perundingan yang dimediasi oleh pemerintah Oman ini dinilai berlangsung lebih serius dibanding dua pertemuan sebelumnya.
Dalam pertemuan tersebut, kedua pihak mulai beralih dari diskusi umum ke topik-topik teknis yang lebih mendalam. Iran bahkan telah melibatkan pakar ekonomi dalam sesi terbaru ini, dan direncanakan ke depan, pakar dari Organisasi Energi Atom Iran juga akan bergabung.
Selama perundingan, terjadi pertukaran dokumen tertulis antara kedua delegasi, termasuk pengajuan dan jawaban atas berbagai pertanyaan yang disampaikan melalui mediator Oman. Proses ini menjadi bagian dari pendekatan yang lebih sistematis dan detail dalam mengevaluasi setiap poin negosiasi.
Negosiator utama Iran, Menteri Luar Negeri Abbas Araqchi, menegaskan bahwa perundingan hanya berfokus pada isu nuklir. Iran tidak membuka ruang diskusi untuk topik lain, seperti program rudal balistik. Pihak AS, menurut Iran, telah menghormati batasan ini selama tiga putaran pembicaraan.
Araqchi menyebut bahwa sebagian perbedaan posisi masih cukup tajam, sementara sebagian lainnya mulai menunjukkan titik temu. Meski demikian, kedua pihak tetap berhati-hati dan mempertahankan pendekatan realistis dalam upaya mencari kesepakatan.
Delegasi dari kedua negara akan kembali ke ibu kota masing-masing untuk konsultasi internal sebelum melanjutkan perundingan pada putaran berikutnya. Pemerintah Oman akan kembali menjadi tuan rumah, meski lokasi pertemuan lanjutan masih akan diumumkan.
Menteri Luar Negeri Oman, melalui unggahan di platform X, menyatakan bahwa pembicaraan telah berhasil mengidentifikasi tujuan bersama menuju kesepakatan yang berdasarkan rasa saling menghormati dan komitmen jangka panjang. Seluruh prinsip utama dan isu teknis telah dibahas, dan pertemuan tingkat tinggi berikutnya direncanakan pada 3 Mei mendatang.
Putaran ketiga ini mengikuti pertemuan sebelumnya di Roma dan Muscat yang juga melibatkan diskusi teknis dan diplomatik antara kedua negara. Abbas Araqchi memimpin delegasi Iran, sementara delegasi AS dipimpin oleh Steve Witkoff, Utusan Khusus untuk Urusan Timur Tengah.
Di tengah harapan akan kemajuan, situasi tetap tegang. Presiden AS Donald Trump telah menyatakan bahwa jika kesepakatan baru tidak dicapai, tindakan militer terhadap Iran bukanlah hal yang dikesampingkan. Ia juga menegaskan kembali bahwa Iran tidak boleh memiliki senjata nuklir.
Negosiasi ini juga mencakup dua isu utama yang menjadi fokus utama Iran: pencabutan sanksi secara efektif dan pengakuan atas hak Iran untuk mengembangkan energi nuklir secara damai. Upaya membangun kepercayaan internasional terhadap tujuan damai program nuklir Iran menjadi bagian penting dalam pembicaraan yang berlangsung serius ini.(*)
Kategori :