Ketiga model tersebut diluncurkan pada April lalu, dan menjadi bagian dari strategi BYD yang menggabungkan teknologi plug-in hybrid dan listrik penuh dalam satu lini produk. Pendekatan ini dinilai fleksibel untuk pasar negara berkembang yang masih menghadapi berbagai keterbatasan infrastruktur.
Peluang dan Tantangan Pasar Afrika
Pasar Afrika memang menawarkan potensi besar, namun juga tidak lepas dari hambatan. Di Afrika Selatan misalnya, pertumbuhan kendaraan listrik masih terganjal oleh terbatasnya infrastruktur pengisian daya, pasokan listrik yang belum stabil, dan tingginya bea masuk kendaraan impor.
Namun, data dari Asosiasi Manufaktur Otomotif Afrika Selatan (NAAMSA) menunjukkan perkembangan positif. Bahkan kini penjualan kendaraan energi baru itu terlihat mengami peningkatan yang luar biasa yaitu hampir dua kali lipat dari 7.782 unit pada tahun 2023 yang lalu menjadi 15.611 unit pada 2024.
Meskipun pangsa kendaraan listrik masih kecil dibandingkan total penjualan mobil secara keseluruhan, BYD melihat ini sebagai peluang untuk menjadi pemain dominan sejak awal.
"Kami ingin mendidik dan mengembangkan pasar ini, serta memastikan bahwa konsumen di Afrika Selatan tidak tertinggal dari tren global," jelas Chang.
Afrika Selatan: Kunci Menuju Dominasi di Benua Afrika
Chang menyebut Afrika Selatan sebagai pasar strategis di belahan selatan dunia. Dengan populasi yang terus bertumbuh dan industri otomotif yang relatif mapan, negara ini dinilai memiliki posisi penting dalam rencana ekspansi BYD.
"Afrika Selatan kini menjadi pusat otomotif utama di kawasan selatan Bumi. Ini adalah pasar yang perlu kami garap dengan serius dan menjadi batu loncatan menuju dominasi di seluruh Afrika," pungkasnya.(*)