Radarlambar.bacaokoran.co– Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membuka peluang kerja sama strategis dengan Rusia dalam sektor minyak dan gas bumi (migas), khususnya di bidang hulu. Rencana ini termasuk pengelolaan sumur-sumur tua yang berpotensi meningkatkan lifting minyak nasional yang saat ini masih berada di bawah target produksi.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyampaikan rencana ini setelah turut mendampingi Presiden RI Prabowo Subianto dalam kunjungan resmi ke Saint Petersburg, Rusia. Dalam agenda bilateral bersama Presiden Rusia Vladimir Putin, dibahas potensi kerja sama energi antara kedua negara, termasuk pemanfaatan teknologi Rusia untuk revitalisasi sumur tua dan pengembangan blok migas baru di Indonesia.
Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya pemerintah memperkuat ketahanan energi nasional. Banyak sumur minyak di Indonesia yang belum dimanfaatkan optimal karena keterbatasan teknologi dan investasi. Rusia sebagai salah satu negara dengan pengalaman panjang dalam industri migas global dinilai memiliki kemampuan teknis dan sumber daya untuk mendorong produktivitas sektor ini.
Selain revitalisasi sumur tua, pemerintah Indonesia juga membuka peluang impor minyak dan gas dari Rusia sebagai alternatif diversifikasi pasokan energi. Wacana ini mengemuka dalam diskusi lanjutan antara pemerintah Indonesia dan sejumlah badan usaha milik negara (BUMN) Rusia yang dijadwalkan datang ke Indonesia dalam waktu dekat.
Pertemuan maraton dengan delegasi Rusia dijadwalkan berlangsung mulai pekan ini guna membahas secara teknis skema investasi, model kerja sama, serta potensi pertukaran teknologi dan permodalan. Pemerintah menargetkan kerja sama ini akan saling menguntungkan dan dapat terealisasi dalam kerangka kebijakan energi nasional jangka menengah.
Kerja sama energi dengan Rusia juga ditegaskan tetap berada dalam koridor politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif. Artinya, Indonesia terbuka bekerja sama dengan berbagai negara tanpa terikat aliansi eksklusif, selama kerja sama tersebut memberikan keuntungan ekonomi dan strategis bagi bangsa.
Langkah ini mencerminkan strategi pemerintah dalam membangun kemitraan global yang pragmatis, fleksibel, dan berorientasi pada kepentingan nasional. Dalam konteks industri migas, kerja sama dengan negara-negara seperti Rusia dapat mempercepat pemenuhan target lifting, menekan impor BBM, dan mendukung transformasi energi menuju ketahanan energi yang berkelanjutan.(*)