RADARLAMBARBACAKORAN.CO – Krisis politik mengguncang Prancis setelah oposisi mengajukan mosi pemakzulan terhadap Presiden Emmanuel Macron. Langkah ini dipimpin pemimpin partai kiri jauh France Unbowed (LFI), Jean-Luc Melenchon, pada Sabtu (6/9/2025).
Situasi politik kian panas menjelang pemungutan suara mosi percaya terhadap pemerintahan Perdana Menteri Francois Bayrou pada Senin (8/9/2025). Jika gagal, pemerintahan Bayrou bisa runtuh hanya beberapa bulan setelah ia memaparkan kerangka anggaran 2026.
Bayrou sebelumnya mengusulkan penghematan hampir 44 miliar euro atau sekitar Rp839,56 triliun guna menekan utang publik Prancis yang telah menembus 113 persen dari produk domestik bruto. Dengan defisit anggaran sebesar 5,8 persen, Prancis kini memiliki salah satu beban fiskal terbesar di Uni Eropa.
Partai oposisi dari berbagai spektrum politik, mulai dari LFI, Partai Sosialis, hingga sayap kanan jauh National Rally (RN), menyatakan tidak akan mendukung pemerintahan Bayrou. Negosiasi anggaran yang berlarut-larut telah menjadi sumber utama konflik, bahkan menyebabkan jatuhnya pemerintahan Michel Barnier pada Desember tahun lalu.
Kondisi ini menempatkan Prancis di ambang ketidakstabilan politik baru, dengan masa depan Macron dan Bayrou dipertaruhkan dalam hitungan hari. (*)
Kategori :