RADARLAMBARBACAKORAN.CO- Militer Israel melancarkan serangan militer skala besar dalam tiga hari berturut-turut dengan menggempur enam negara sekaligus, yaitu Palestina, Lebanon, Tunisia, Suriah, Qatar, dan Yaman. Aksi dimulai di Gaza pada Senin (8/9/2025) dan berlanjut hingga Rabu (10/9/2025) dengan serangan terakhir di Sana’a, ibu kota Yaman.
Di Gaza, serangan intensif menewaskan sedikitnya 150 orang dan melukai lebih dari 540 lainnya. Ribuan warga terpaksa mengungsi akibat gempuran yang menghantam gedung-gedung tinggi dan infrastruktur penting. Sejak perang dimulai pada Oktober 2023, jumlah korban jiwa di Gaza telah menembus lebih dari 64 ribu orang.
Di Lebanon, jet tempur Israel menghantam distrik Bekaa dan Hermel serta melancarkan serangan drone di dekat Beirut. Lima orang tewas dan beberapa lainnya luka-luka. Serangan terjadi meski gencatan senjata sebelumnya sudah disepakati.
Di Tunisia, kapal bantuan kemanusiaan Global Sumud Flotilla menjadi target serangan drone saat berlabuh di pelabuhan Sidi Bou Said. Kapal berbendera Inggris juga mengalami hal serupa di perairan Tunisia. Kedua kapal selamat dari kebakaran, namun insiden ini mempertegas upaya Israel mencegah bantuan ke Gaza.
Di Suriah, serangan udara menghantam pangkalan militer di Homs dan Latakia. Ledakan besar dilaporkan warga, sementara sejumlah fasilitas militer hancur akibat gempuran.
Israel juga memperluas serangan ke Doha, Qatar, dengan menyasar pertemuan tokoh Hamas. Serangan ini menewaskan enam orang termasuk pejabat Hamas dan petugas keamanan Qatar. Insiden tersebut menjadi serangan pertama Israel di wilayah Qatar.
Terakhir, Yaman kembali menjadi sasaran pada Rabu (10/9/2025). Serangan di Sana’a menghantam bandara serta pos militer Houthi. Aksi ini melanjutkan serangan bulan lalu yang menewaskan perdana menteri pemerintahan Houthi bersama sejumlah pejabat senior.
Rangkaian operasi militer ini memicu kekhawatiran eskalasi konflik regional yang semakin meluas, menjangkau kawasan Timur Tengah hingga Afrika Utara. (*)