Israel Sasar Pimpinan Global Sumud Flotilla Menuju Gaza

Jumat 19 Sep 2025 - 12:52 WIB
Reporter : Nopriadi
Editor : Nopriadi

RADARLAMBARBACAKORAN.CO- Israel meningkatkan tekanan terhadap pimpinan Global Sumud Flotilla, armada kemanusiaan yang tengah berlayar menuju Gaza. Serangan personal diarahkan pada tokoh-tokoh utama, termasuk ketua Sumud Nusantara yang menaungi delegasi Indonesia.

 

Kementerian Urusan Diaspora Israel menuding sejumlah aktivis flotilla memiliki hubungan dengan Hamas dan Ikhwanul Muslimin. Nama Muhammad Nadir al-Nuri, pendiri Cinta Gaza Malaysia sekaligus direktur Sumud Nusantara, menjadi salah satu yang paling disorot. Ia berlayar bersama koordinator Indonesia Global Peace Convoy (IGPC), Muhammad Husein.

 

Laporan otoritas Israel menyebut beberapa anggota flotilla pernah berinteraksi dengan pejabat Hamas. Bahkan, mereka menuding aktivitas bantuan kemanusiaan seperti pengadaan ambulans dan pemadam kebakaran di Gaza sebagai bentuk kolaborasi dengan kelompok tersebut. Tuduhan ini dinilai berlebihan, mengingat semua organisasi kemanusiaan yang beroperasi di Gaza, termasuk badan PBB, terpaksa berhubungan dengan otoritas setempat.

 

Selain al-Nuri, tokoh lain yang ikut menjadi sorotan adalah Saif Abukeshk dan Yahia Sarri, yang dituduh memiliki jaringan dengan Hamas serta Ikhwanul Muslimin. Mereka disebut menghadiri sejumlah pertemuan dengan pejabat tinggi Hamas.

 

Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, bahkan mengusulkan langkah keras. Armada kemanusiaan yang membawa lebih dari 300 aktivis dari 44 negara itu hendak didefinisikan sebagai gerakan terorisme. Israel menyiapkan opsi penahanan jangka panjang di penjara khusus serta penyitaan kapal yang digunakan untuk misi menembus blokade Gaza.

 

Meski ditekan, 49 kapal Global Sumud Flotilla tetap berlayar. Sebagian besar sudah meninggalkan Tunisia menuju Italia dan Yunani, sebelum bersama-sama menuju perairan Gaza. Dari jumlah itu, lima kapal merupakan sumbangan dari donatur Indonesia di bawah koordinasi IGPC.

 

Kapal observer atau pemantau juga diberangkatkan untuk merekam perjalanan dan potensi serangan militer Israel. Muhammad Husein menyebut kapal tersebut berfungsi sebagai dokumentasi bukti pelanggaran HAM jika terjadi konfrontasi.

 

Misi akbar ini menjadi ujian besar bagi solidaritas internasional terhadap Gaza. Meski menghadapi ancaman penahanan, penyitaan kapal, hingga kriminalisasi, para relawan dari 44 negara bertekad melanjutkan pelayaran demi membuka koridor kemanusiaan ke wilayah yang diblokade. (*)

Kategori :