PESISIR TENGAH - Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Krui, Kabupaten Pesisir Barat (Pesbar), memastikan pengawasan terhadap warga binaan akan terus diperketat. Kedepan, razia rutin, termasuk kegiatan gabungan dengan TNI dan Polri, akan tetap digelar secara berkelanjutan sebagai langkah preventif dalam menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungan pemasyarakatan.
Kepala Rutan Kelas IIB Krui, Nixwanto, A.Md.IP., S.H., M.Si., mengatakan bahwa kegiatan razia bukan sekadar rutinitas, melainkan bentuk nyata dari komitmen seluruh jajaran dalam menciptakan rutan yang bersih dari barang terlarang. Ia menyebutkan, sinergi antara Rutan Krui, Kepolisian dan TNI akan terus diperkuat agar pengawasan di lapangan semakin efektif.
“Kami akan menjadwalkan razia secara rutin dan juga melakukan razia insidentil yang melibatkan aparat penegak hukum. Upaya ini penting untuk memastikan tidak ada celah bagi masuknya barang-barang yang dilarang ke dalam rutan,” kata Nixwanto.
Dijelaskannya, pola pengawasan di Rutan Krui kini tidak hanya berfokus pada pemeriksaan internal oleh petugas pemasyarakatan, tetapi juga melibatkan unsur eksternal sebagai bentuk sinergi antarinstansi. Menurutnya, kolaborasi tersebut terbukti efektif dalam menekan potensi gangguan keamanan serta meningkatkan kedisiplinan di kalangan warga binaan.
“Sinergi antara petugas rutan, kepolisian, dan TNI sangat penting. Kami memiliki tanggung jawab bersama untuk menjaga keamanan di dalam lingkungan pemasyarakatan. Setiap kegiatan gabungan akan menjadi ajang evaluasi dan penegasan bahwa tidak ada kompromi terhadap pelanggaran,” jelasnya.
Dikatakannya, seperti diketahui dalam razia gabungan terakhir yang digelar pada Sabtu dini hari, 11 Oktober 2025, tim gabungan menyisir setiap blok hunian warga binaan. Pemeriksaan dilakukan secara menyeluruh, mencakup area tempat tidur, ventilasi, dan titik-titik yang berpotensi menjadi tempat penyimpanan benda terlarang. Dari hasil pemeriksaan, petugas menemukan sejumlah barang yang dinilai berpotensi membahayakan keamanan. Meski barang yang ditemukan terbilang kecil, keberadaannya tetap menimbulkan potensi risiko jika tidak segera ditertibkan. Karena itu, setiap hasil temuan dijadikan bahan evaluasi untuk memperketat sistem pengawasan di rutan.
“Tidak ada barang sekecil apa pun yang bisa kami anggap sepele. Semua harus dikendalikan dan ditertibkan agar tidak menimbulkan gangguan,” katanya.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa setiap kegiatan pemeriksaan akan selalu mengedepankan pendekatan humanis. Petugas diminta menegakkan aturan dengan tetap menghormati hak asasi warga binaan agar suasana rutan tetap kondusif.
“Kami selalu menekankan agar petugas bersikap tegas namun tetap humanis. Tegas dalam menegakkan aturan, tapi tetap menghargai martabat para warga binaan,” jelasnya.
Ditambahkannya, Rutan Krui juga berkomitmen menjadikan razia sebagai sarana pembinaan bagi seluruh jajaran internal. Melalui kegiatan ini, petugas diingatkan untuk selalu bekerja sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) dan menjunjung tinggi nilai integritas.
“Razia bukan hanya soal menyita barang terlarang. Ini juga menjadi pengingat bagi petugas agar tidak lengah. Integritas adalah benteng utama bagi kami dalam menjaga kepercayaan publik,” pungkasnya. (yayan/*)