Komdigi KajI Teknologi NTN-D2D, Internet Satelit Langsung ke Ponsel Masih Tahap Awal

Sabtu 08 Nov 2025 - 03:49 WIB
Reporter : Edi Prasetya
Editor : Edi Prasetya

RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO – Direktur Jenderal Infrastruktur Digital Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) Wayan Toni Supriyanto mengatakan teknologi Non-Terrestrial Network Direct-to-Device (NTN-D2D) masih dalam tahap kajian awal dan belum diimplementasikan di Indonesia.

"Itu direct to device itu baru kajian yang akan kami bawa nanti ke ITU (International Telecommunication Union). Ada frekuensi 2,1, ada teknologi NTN. Itu masih kajian, masih nunggu masukan-masukan," ujar Wayan di Sragen, Jawa Tengah, Rabu (5/11).

Sebelumnya, Komdigi membuka konsultasi publik untuk menghimpun pandangan dan data dari para pemangku kepentingan mengenai potensi pemanfaatan teknologi NTN-D2D sebagai solusi pemerataan konektivitas digital nasional.

Teknologi NTN-D2D memungkinkan perangkat seluler terhubung langsung dengan satelit tanpa memerlukan base transceiver station (BTS). Dengan mekanisme ini, jaringan internet dapat menjangkau wilayah terpencil, perbatasan, hingga perairan yang sulit diakses jaringan darat.

Teknologi ini dinilai berpotensi memperluas jangkauan layanan seluler, memperkuat ketahanan komunikasi nasional, serta mendorong pertumbuhan ekonomi digital di daerah.

Dalam dokumen Call for Information (CFI) yang diterbitkan Komdigi, pemerintah membuka kesempatan bagi operator telekomunikasi, penyedia layanan satelit, industri perangkat, asosiasi, akademisi, dan masyarakat umum untuk memberikan masukan.

Masukan publik tersebut akan menjadi dasar penyusunan kebijakan dan regulasi, mencakup aspek teknis, manajemen spektrum frekuensi, model bisnis, serta skema kerja sama antaroperator.

Komdigi juga mengimbau partisipasi publik untuk menyampaikan tanggapan melalui surat elektronik ke sat-ins@postel.go.id dan orsat@infradig.komdigi.go.id sebelum batas waktu 9 November 2025.

Teknologi semacam ini telah lebih dulu dikembangkan oleh perusahaan milik Elon Musk, Starlink, dengan layanan bernama Direct to Cell.

“Satelit Starlink dengan kemampuan Direct to Cell memungkinkan akses menyeluruh untuk mengirim SMS, menelepon, dan menjelajah di mana pun Anda berada, baik di darat, danau, atau perairan pesisir. Direct to Cell juga akan menghubungkan perangkat IoT dengan perangkat LTE umum,” tulis Starlink di laman resminya.

 

Satelit Starlink memiliki modem eNodeB yang berfungsi layaknya menara seluler di ruang angkasa. Meski layanan tersebut sudah diuji di beberapa negara, Direct to Cell belum tersedia di Indonesia.(*)

Kategori :