SEKINCAU - Harga jual biji kopi kering robusta yang cukup tinggi, sempat menyentuh diatas Rp70 ribu perkilogram, dibarengi hasil yang tinggi, pada musim 2024 ini, dimanfaatkan sebagian masyarakat tani Kabupaten Lampung Barat (Lambar), dengan melengkapi berbagai kebutuhan rumah tangga dan alat usaha. Salah satunya pembelian sepeda motor.
Jenis motor second menjadi incaran masyarakat yang paling tinggi peminat sejak datangnya musim kopi dan berlangsung hingga kini.
Bahkan karena banyaknya masyarakat yang mencari kendaraan second baik jenis bebek, matic banyak ditemukan kendaraan yang dipajang berasal dari wilayah luar provinsi hingga dari Pulau Jawa.
Motor-motor second yang diminati itu akan dimanfaatkan untuk kebutuhan usaha perkebunan kopi atau dijadikan motor ke kebun.
Salah satu agen motor yang enggan disebutkan namanya mengatakan, banyak permintaan petani untuk pembelian motor second dengan beberapa jenis yang dianggap cocok baik tenaga ataupun sasis menjadi motor angkutan perkebunan.
"Musim ini mengingatkan kami seperti pada tahun 1998 silam, masyarakat banyak membeli motor. Namun sekarang ini mayoritas yang dicari motor second yang usianya di bawah tahu. 2010 seperti jenis bebek, dan jenis matic di bawah 2015," ungkapnya.
Diakuinya, diincarnya beberapa jenis motor itu karena memiliki keunggulan baik dari tenaga ataupun casis yang cocok jadi kendaraan angkut perkebunan kopi di Kabupaten Lambar.
"Karena banyaknya permintaan kami juga selaku pebisnis motor mencari hingga wilayah Jawa Karena harganya terjangkau dan sesuai dengan permintaan petani," ungkapnya.
Lanjut dia, harga jual motor second yang diperebutkan masyarakat berkisar di antara harga Rp6 juta sampai Rp10 juta dengan kondisi ada yang hidup pajak ada juga yang mati pajak.
Dari pantauan media ini juga, selain daripada kendaraan, toko perabotan rumah tangga juga ketiban bulan musim panen kopi tahun ini yang diserbu masyarakat untuk mencari kebutuhan rumah tangga.
Siswadi, salah satu petani mengatakan, jika dibandingkan dengan hasil kopi dan harga yang tinggi. Musim ini memang menjadi kesempatan masyarakat tani untuk mencari keutuhan rumah tangga.
"Bedanya musim raya tahun ini dengan 1998 silam, dalam pembelian kebutuhan seperti kendaraan ataupun perabot rumah tangga lebih mudah dan lebih banyak pilihannya. Sehingga untuk pembelian masyarakat lebih diuntungkan dengan berbagai sistem termasuk antar di tempat atau lebih dikenal dengan istilah Cash On Delivery atau COD," sebut dia. *