Semar, Gareng, Petruk, Bagong; Tokoh Punakawan Dalam Pewayangan Jawa

Ilsutrasi Wayang. Foto Freefik--

Nama Semar berasal dari kata Arab, simaar/ismarun yang berarti paku, paku sendiri adalah alat untuk menancapkan suatu barang agar tak goyah. Filosofi tersebut dimaknai sebagai simbol kemantapan serta keteguhan.

Dari penggambaran fisik. Semar mempunyai kuncung putih di kepalanya itu dimaknai sebagai simbol dari pikiran maupun gagasan yang jernih. Tokoh ini digambarkan memiliki badan bulat serta gemuk, wajah yang bulat dan kaki yang pendek. 

Ciri khas lainnya, tangan kanan tokoh Semar menunjuk sedangkan tangan kirinya mengepal.

2. Gareng

Tokoh keduanya Gareng atau Nala Gareng, nama tokoh merupakan anak pertama dari Semar berasal dari bahasa Arab, yakni nala khairan atau memperoleh kebaikan. Ciri yang menonjol Gareng yakni kakinya yang pincang, tangan yang cacat, serta mata juling.

Kaki yang pincang bisa dimaknai bahwa manusia harus berhati-hati dalam menjalani kehidupan, tangan cacat menyimbolkan bahwa meskipun manusia yang berusaha, tetapi tetap Tuhan yang menentukan hasil akhirnya, mata juling berisikan nasihat bahwa manusia harus memahami realita kehidupan.

3. Petruk

Anggota Punakawan berikutnya yakni Petruk. Nama tokoh diambil dari bahasa Arab fatruk berarti tinggalkanlah, tokoh tersebut juga sering disebut Kanthong Bolong berarti kantong berlubang. 

Maknanya bahwa setiap manusia harus mengamalkan hartanya berlebih kepada sesama dan menyerahkan diri kepada Tuhan secara ikhlas.

Dari segi fisik, tokoh tersebut digambarkan dengan bentuk panjang sebagai simbol bahwa pemikiran harus panjang, tangan serta kaki panjang, tubuh tinggi langsing, hidung mancung, bahu lebar, mata terbuka kemudian jernih, telinga besar, serta mulut tertawa menjadi karakteristik fisik Petruk.

Filosofi penggambaran dimaksud menunjukkan Petruk merupakan sosok suka menolong serta memberi kasih sayang terhadap sesama. 

4. Bagong

Tokoh Punakawan terakhirnya yakni Bagong. Terdapat beberapa versi memaknai nama ini, pertama, Bagong berasal dari bagha yang artinya pertimbangan makna serta rasa, antara yang baik dan buruk, kemudian Bagong berasal dari kata baqa' bermakna kekal. Ketiga, berasal dari kata albaghoya dimana itu berarti perkara buruk.

Bagong adalah anak ketiga dari Semar, ia merupakan tokoh diciptakan dari bayangan Semar, tubuhnya bulat, matanya mleleng, mulutnya dower, badan ngropoh, serta tangan yang megar. Bagong digambarkan sebagai seseorang suka bercanda, lancang, dan suka berlagak bodoh.

Bagong adalah wujud dari karya, tokoh ini dianggap sebagai manusia sesungguhnya. Meskipun Petruk tokoh yang serba sempurna, namun Bagong dianggap mewakili manusia karena memiliki kekurangan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan