Fakta atau Mitos, Urine Dapat Digunakan Untuk Terapi Kesehatan

Urine ternyata bisa di gunakan untuk terapi. / foto: ilustrasi google--

Radarlambar.Bacakoran.co – Terapi urine sudah digunakan sejak lama sebagai pengobatan tradisional dalam mengatasi berbagai kondisi medis. Tapi, hingga kini efektivitas dan keamanan terapi urine masih menjadi perdebatan.
Urine adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi untuk membuang molekul sisa yang disaring oleh ginjal.
Fungsi utama urine untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari dalam tubuh. Anggapan umum menganggap urine sebagai zat yang kotor karena urine berasal dari ginjal atau saluran kencing yang terinfeksi sehingga urinenya pun akan mengandung bakteri.
Terapi urine atau urotherapy merupakan praktik pengobatan tradisional yang dilakukan dengan cara meminum atau mengolesi kulit dengan urine sendiri. Bahkan, terapi semacam ini telah digunakan sejak ribuan tahun silam di sejumlah negara seperti Mesir, Yunani dan Roma.
Urine juga ternyata  dipercaya mampu mengobati berbagai keluhan seperti asma, radang sendi, jerawat, serta menghilangkan racun akibat sengatan ubur-ubur. Walau ada sebagian masyarakat yang mencoba tapi keberhasilan terapi urine masih belum memiliki cukup bukti.
Dari segi medis pandangan tentang terapi urine untuk kesehatan ternyata mampu mencegah pertumbuhan sel kanker. Dimana  telah beredar mitos bahwa terapi urine dapat menghambat pertumbuhan sel kanker. Karena manfaat terapi urine bermula dari ditemukannya protein pemicu tumor tertentu dalam urine. Sehingga dengan mengonsumsi urine dipercaya mampu memicu tubuh memproduksi antibodi untuk melawan protein penyebab kanker.
Meski, terapi urine untuk penderita kanker baik diminum atau dioleskan ditubuh sayangnya belum bisa dibuktikan keberhasilannya secara medis. Terlebih urine merupakan sisa metabolisme tubuh dan mengandung bakteri yang justru berbahaya bagi kesehatan.
Selain itu, terapi urin juga di yakini dapat mengobati jerawat dengan cara mengoleskan urine di kulit wajah yng berjerawat. Sebab, kandungan urea di dalam urine dianggap dapat meningkatkan kelembapan kulit, melembutkan lapisan luar kulit, dan mengangkat sel kulit mati di permukaan kulit wajah yang ddapat menjadi penyebab jerawat.
Tapi faktanya kandungan urea dalam urine itu berbeda dengan kandungan urea dalam produk perawatan kulit wajah seperti krim atau pelembap kulit. Walaupun banyak yang mencobanya dan menyatakan keberhasilan terapi urine, tapi bukti secara medis yang mendukung pernyataan itu masih sangat
minim sehingga masih diperlukan penelitian lebih lanjut.
Terapi urin juga diyakini dapat mengobati luka akibat sengatan ubur-ubur dengan kekuatan kandungan amonia dan urea di dalam urine diyakini dapat meredakan luka akibat sengatan ubur-ubur. Tapi, satu hal yang perlu diingat adalah jika urine terbukti mengandung natrium yang justru dapat memperburuk luka akibat sengatan ubur-ubur.
Karena itu, jika tersengat ubur-ubur langkah awal yang bisa  lakukan yaitu melepas tentakel secara perlahan. Bersihkan bagian kulit yang tersengat dengan air hangat atau air mengalir lalu oleskan salep pereda nyeri.
Karena itu, berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa manfaat terapi urine untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan masih menjadi perdebatan serta belum ada bukti ilmiah yang mendukung efektivitas dan keamanan terapi urine untuk kesehatan.(*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan