Tingkatkan Kompetensi Guru-Tenaga Kependidikan, Lagi, BGP-BPMP Lampung Adakan Bimtek di Pesbar
Foto Dok--
PESISIR TENGAH - Balai Guru Penggerak (BGP) bersama Balai Penjamin Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi Lampung, kembali melaksanakan bimbingan teknis (Bimtek) peningkatan kompetensi guru dan tenaga kependidikan melalui awan penggerak di daerah 3T (Terluar, Terdepan, Tertinggal) yang ada di Kabupaten Pesisir Barat di aula Sunset Beach II, Pekon Wayredak, Kecamatan Pesisir Tengah, Senin (4/12).
Kegiatan yang akan berlangsung hingga Rabu (6/12), itu dihadiri dan dibuka langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Pesbar Edwin Kastolani Burtha, S.H, M.P., selain itu juga dihadiri perwakilan dari BGP dan BPMP Provinsi Lampung, perwakilan kepala sekolah, guru dan waka kurikulum, baik tingkat Sekolah Dasar (SD) maupun Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten setempat.
Dalam sambutannya, Kadisdikbud Pesbar, Edwin Kastolani Burtha, menyampaikan bahwa, beberapa hari lalu kita telah menyelesaikan kegiatan lokakarya tujuh program guru penggerak yang didalamnya juga memuat pameran pendidikan program sekolah penggerak dan sekaligus memperingati Hari Guru Nasional tahun 2023.
Pihaknya terus berupaya sekecil apapun pelaksanaan kegiatan bidang pendidikan, tapi dapat bermanfaat luas bagi pemangku kepentingan.
“Saya sangat bangga dengan antusias peserta yang hadir, semoga kedepannya materi yang kami tampilkan bisa lebih semarak dan dapat membantu guru dalam berbagi praktik baik kepada rekan sejawat,” katanya.
Dijelaskannya, guru harus berbenah dalam meningkatkan kompetensi, begitupun dalam pelaksanaaan merdeka belajar. Seyogyanya peserta didik merdeka dalam belajarnya. Untuk yang kesekian kalinya di Kabupaten Pesbar ini juga kembali mendapat support dari Balai Guru Penggerak dan Balai Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Lampung dalam rangkaian kegiatan Awan Pengerak.
“Awan Penggerak merupakan sistem pembelajaran berbasis teknologi informasi dengan sumber belajar dari PMM dan sumber belajar lain yang dapat diakses secara offline,” jelasnya.
Dikatakannya, platform itu adalah solusi alternatif dalam mengimplementasi atau melaksanakan kurikulum merdeka khususnya bagi daerah 3T atau daerah geografi khusus. Karena itu, pelatihan ini sangat membantu guru dalam mendukung pembelajaran di sekolah.
Terutama di daerah yang tidak terjangkau internet. Sedangkan, peserta yang hadir dalam kegiatan ini mudah-mudahan tepat sasaran yaitu satuan pendidikan yang memiliki kendala akses internet.
“Kedepan kita berharap bisa terus mampu mengoptimalkan sumber daya yang tersedia. Hasil akhir berupa kualitas peserta didik adalah jawaban dari semua upaya yang telah kita lakukan. Saya berharap momen ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya agar sedikit demi sedikit kendala yang kita rasakan saat ini dapat terselesaikan,” pungkasnya.(yayan/*)