Saat BRICS Tinggalkan Dolar Tiga Sektor AS Ini Yang Paling Terpukul
Foto: BRICS Summit Photo Gallery/Sputnik--
Radarlambar.Bacakoran.co - Sebanyak 40 Negara berpartisipasi pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS ke-16 yang berlangsung di Kazan, Rusia, pekan lalu.
Dalam KTT tersebut menghasilkan perubahan besar berbagai kebijakan, pengumuman, dan kesepakatan perdagangan baru.
Maket mata uang BRICS secara simbolis diberikan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin, dan mengindikasikan bahwa aliansi ini bertujuan untuk menantang dolar AS.
Jika mata uang BRICS yang baru menjadi kenyataan maka beberapa sektor utama di AS yang sangat terpengaruh.
Blok itu, ingin menggunakan mata uang bersama yang baru atau mata uang lokal untuk perdagangan sehinga sepenuhnya meninggalkan dolar AS.
Melansir Watcher Guru, tiga sektor utama AS yang akan sangat terpengaruh kalau BRICS tidak menggunakan dolar AS dalam perdagangan.
3 sektor di Amerika Serikat bisa terkena dampak serius jika BRICS berhenti gunakan dolar untuk perdagangan maupun transaksi tersebut.
Seperti sektor-sektor meliputi seluruh sistem keuangan yang didominasi oleh Barat, bank investasi, perdagangan, dan kebutuhan sehari-hari di seluruh Amerika.
Sektor-sektor keuangan utama AS yang dapat terpengaruh oleh pembentukan mata uang baru BRICS diantaranya
1. Sektor perbankan dan keuangan
2. Sektor perdagangan dan investasi internasional.
3. Barang-barang konsumen dan ritel Sistem perbankan dan keuangan didominasi oleh AS dan Timur bermain di bawah aturan Barat.
Artinya jika mata uang BRICS menguat maka AS akan kehilangan kendali atas hegemoni global yang dirasakan oleh dolar dan ini akan membuat sistem perbankan di Amerika menjadi tidak stabil karena USD tidak akan dapatkan peminat lagi di luar negeri.
Sektor yang kedua akan terpukul adalah perdagangan dan investasi internasional. Negara-negara tergabung di BRICS bisa mengatur ulang perdagangan agar sesuai dengan agenda BRICS menggunakan mata uang baru untuk transaksi lintas batas.
Karena itu investasi dolar AS akan mengering dan berdampak defisit terhadap mata uang tersebut. USD berjalan berdasarkan mekanisme penawaran dan permintaan dan jika permintaan gagal situasi ini akan menyebabkan hiperinflasi.
Poin ketiga yakni barang konsumsi dan ritel saat ekonomi memasuki masa hiperinflasi maka biaya kebutuhan sehari-hari akan meroket secara otomatis.
Perkembangan tersebut menyebabkan pemutusan hubungan kerja dan membuat hidup menjadi tidak terjangkau bagi rata-rata masyarakat Amerika.
Sebab greenback berada di tengah pergeseran keuangan besar yang dapat didominasi oleh Timur. Oleh sebab itu mata uang BRICS merupakan risiko bagi ketiga sektor AS dan maupun dolar. (*)