Korban TPPO Didominasi dari NTT, Jatim, dan Jabar, Ungkap Polri

Kepala Bareskrim (Kabareskrim) Komjen Wahyu Widada.//Foto:dok/net.--

Radarlambar.Bacakoran.co - Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri, Komjen Wahyu Widada, mengungkapkan bahwa mayoritas korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT), Jawa Timur (Jatim), dan Jawa Barat (Jabar). Bahkan korban terbanyak berasal dari NTT, disusul Jatim dan Jabar.

 

Penanganan TPPO Butuh Keseriusan

Wahyu menekankan pentingnya penanganan kasus TPPO secara serius, sesuai arahan Kapolri. Ia menyebut bahwa tindakan tegas terhadap pelaku sangat diperlukan, mengingat tantangan besar dalam melindungi korban yang sudah berada di luar negeri. Sebab, jika korban sudah dikirim ke luar negeri, terutama melalui jalur ilegal, akan sulit untuk melakukan pelacakan dan memberikan perlindungan.

 

Modus utama yang digunakan para pelaku TPPO adalah mengirim pekerja migran Indonesia secara ilegal dengan memanfaatkan visa tidak sesuai, seperti visa kunjungan atau wisata. Setelah tiba di negara tujuan, visa itu disalahgunakan untuk bekerja, yang jelas melanggar aturan.

 

Malaysia Jadi Destinasi Utama

Menurut Wahyu, sebagian besar korban TPPO dikirim ke Malaysia melalui jalur perbatasan yang mudah diakses, seperti berangkat dari Kalimantan menggunakan kapal karena transportasi ke Malaysia relatif sederhana.

 

Ia juga menyoroti panjangnya wilayah perbatasan Indonesia yang kerap dimanfaatkan pelaku TPPO. Perbatasan Indonesia sangat panjang, baik jalur laut maupun darat. Bahkan, ada yang menggunakan kapal kecil agar sulit terdeteksi oleh petugas.

 

Peran Penting Masyarakat dan Aparat

Wahyu mengimbau masyarakat untuk lebih waspada terhadap praktik perdagangan orang yang sering kali diawali dengan janji pekerjaan di luar negeri. Selain itu, ia menegaskan pentingnya kolaborasi antara aparat keamanan dan pihak terkait untuk mempersempit ruang gerak pelaku TPPO.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan